Pengembangan ilmu, teknologi, dan
seni terjadi pada saat adanya akumulasi budaya yang berdasarkan pengembangan
kebudayaan di dalam kehidupan sosial sehingga pada diri manusia muncul:
a. pengembangan konsep dirinya bergerak
dari seorang pribadi yang bergantung ke arah pribadi yang mandiri;
b. manusia akan mengakumulasi berbagai
macam pengalaman yang didapatkan sebagai sumber belajar yang berkembang;
c. kemampuan penalaran manusia meningkat
berorientasi pada tugas perkembangan peranan sosial yang dibawa;
d. orientasi pada alam semesta bergeser
dari orientasi yang objektif menuju subjektif untuk melakukan suatu
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Pengembangan ilmu teknologi
dan seni terdapat tingkatan yang melandasinya, yaitu berupa invention,
discovery, innovation, dan development.
Ilmu dasar (basic science) merupakan landasan kajian ilmiah yang bersifat asasi
yang digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan (Maman
Rachman 2008: 207). Pengembangan ilmu dasar untuk kemaslahatan manusia disebut
dengan ilmu terapan. Tujuannya adalah memecahkan masalahmasalah yang dialami
umat manusia. Misalnya di dalam ilmu bahasa, kita belajar membaca huruf, kata,
paragraf, sampai esai. Setiap proses tersebut membuat kita mengerti makna dari
apa yang kita baca sehingga kita bisa mengerti berbagai ilmu dari tulisan yang
kita baca. Dalam ilmu fisika pun ada fisika dasar dan fisika terapan.
Hasil-hasil dari ilmu terapan dapat
berupa pengolahan bahan, penciptaan peralatan, penentuan langkah kegiatan, dan
cara pelaksanaan yang ditempuh untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan
tuntutannya. Bentuk pengembangan ini disebut teknologi, teknologi itu sendiri
adalah suatu cara yang dipandang sebagai kepandaian untuk membuat
sesuatu/melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Seni adalah keahlian
membuat karya yang bermutu, dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan
lain sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989). Teknologi dan seni
merupakan dua hal yang berhubungan karena dengan keduanya yang terdapat dalam
suatu karya, baik konkret maupun abstrak akan tercipta sebuah keseimbangan yang
indah. Kita tidak bisa membayangkan jika teknologi atau seni berdiri sendiri.
Bentuk televisi yang sama, model pakaian yang sama, lukisan-lukisan tangan
saja, atau lagu-lagu tanpa adanya musik.
Jadi, teknologi dan seni merupakan
penerapan ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan
tertentu, sedangkan ilmu dasar/teori murninya mungkin diperoleh dengan jalan
membersihkan pengaetahuan dari dorongan dan kepentingan manusiawi, walaupun
berpaham rasionalis ataupun empiris (F Budi Hardiman 2009: 24). Dengan
demikian, teknologi dan seni bersifat subjektif karena digunakan untuk tujuan
tertentu yang bergantung pada penguasa teknologi dan seni, tetapi tetap harus
diikuti norma moral etika kemasyarakatan yang luas. Francis Bacon mengatakan
ilmu adalah kekuasaan sehingga teknologi merupakan alat kekuasaan. Akan tetapi,
bukan berarti kita menggunakannya secara semena-mena karena ada istilah ilmu
amaliah dan amal ilmiah yang berarti ilmu harus diamalkan dan tiap amalan harus
bersifat ilmiah. Kata amal dalam bahasa Arab berarti tindakan atau perbuatan,
dalam bahasa Indonesia berarti perbuatan kasih sayang atau charity. Jadi, ilmu
itu harus berguna bagi orang lain, bukan hanya untuk memuaskan kepentingan
pemiliknya sendiri.
Perkembangan teknologi dan seni berjalan bersama dan
saling mendukung satu sama lain. Misalnya, seni peran dan seni musik semakin
berkembang setelah ditemukannya listrik, seni rupa semakin berkembang setelah
ditemukannya kamera foto, dunia sastra tulis pun menang atas sastra lisan
setelah Johan Guttenberg menemukan mesin cetak. Di Indonesia, perkembangan
teknologi sangat membantu banyak orang dalam berkomunikasi melalui internet,
tetapi data menunjukkan hari-hari ini Indonesia menduduki peringkat pertama
dalam hal cyber crime sedunia. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan ilmu
amaliah. Teknologi yang mulai bergeser dari teknologi industri menjadi
teknologi informasi sekarang ini.
________++++++++++++++++____________++++++++++++__________
Sumber:
Rukiyati dan Andriani Purwastuti, L. 2015. Mengenal
Filsafat Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar