Seperti biasa dirumah sederhana
ayah dan ibuku, aku sedang bercermin. Cermin oval besar yang kira-kira lebar
garis tengah cermin itu sekitar 50 cm dan panjangnya sekitar 70cm. Itu adalah
cermin peninggalan kedua orang tuaku. Aku duduk dihalaman depan rumah lalu
bercermin, ya seperti biasa aku memperhatikan wajahku, mulai dari yang paling
atas yakni rambut hingga dagu ku.
Aku mulai memperhatikan lebih
jelas lagi wajahku, ternyata aku memiliki rambut hitam yang kata orang-orang
rambutku tebal. Lalu aku memiliki dahi dengan lebar ya biasa aja sih, kalo
lebar berarti aku jenong, sayangnya tidak, hehehe :D. Aku punya 2 alis cukup
rapih melengkung diatas 2 mataku yang kata orang-orang (lagi) sipit, ya mataku
ini sipit seperti ayah ku. Pipiku yang cukup berisi karena aku ini orang gemuk,
dan hidung ku yang mancung HAHAHA.. mancung kedalam maksudku alias pesek hehehe
:D. Bibirku tebal tetapi kecil ya begitulah. Dan paling ciri khas dari wajahku
adalah ada 3 tahi lalat kecil di pipiku sebelah kanan yang katanya yaa aku
bakalan suka dicium dipipi, hahaha :D jadi tahi lalat itu bikin menari pipiku
apa?! Sayangnya itu hanya mitos (terserah kalau kalian mau percaya atau tidak
:P). Dan kuharap kalian tidak membayangkan wajahku seperti apa -__-‘
Oh iya, aku ini memiliki tubuh
yang subur alias gemuk, dengan tinggi dibawah 160 cm, sekitar 150cm lah
tinggiku dan aku sendiri memiliki warna kulit coklat, dikeluarga ku aku adalah
anggota keluarga yang paling hitam diantara yang lain, ya harus kuakui itu, alias
aku harus menerima kenyataan itu.
Balik lagi nih, saat sedang
bercermin (lagi) hanya saja saat itu aku berfikir, “sesungguhnya aku ini
siapa?”. Saat itu tiba-tiba aku mengingat cerita temanku tentang rezim Nazi,
nah loh apa hubungannya coba? ‘aku’ dan ‘Nazi’ ? what the mean? Ahaha tenang
aku cuma mau nyeritaiin sesingkat dan seingatku dari cerita temanku itu. Jadi
ceritanya gini,
Temanku : “Rub, kamu tau ga? Kalo
dulu tentara Nazi ada yang dijadiin percobaan.”
Aku : “Ha? Mmm kurang tau sih,
cuma gak kaget lah dulu kan emang mereka paling banyak anehnya kan ya?”
Temanku : “Iya juga sih, tapi
kalo yang ini mereka di uji buat ngaca loh~.”
Aku : “Maksud?”
Temanku: “Jadi gini, aku perah
baca katanya dulu ada beberapa tentara Nazi yang disuruh untuk ngaca di cermin
(aku: ‘yaiyalah dicermin ya kali di baskom’) dan terus mengulang mengucapkan
kata-kata ‘siapa aku?’. Nah mereka tuh sering banget dalam waktu beberapa jam
itu terus ngucapin kata-kata itu sambil bercermin. Dan anehnya para tentara itu
lama-kelamaan jadi pusing lalu beberapa ada yang bener-bener bingung sambil
bilang ‘aku ini siapa?’ dan tentara itu jadi stres alias gila semua. Aneh kan?”
Aku : “Mmm iya juga ya, aneh.
Kenapa ya?”
Nah begitulah ceritanya, makanya
kadang-kadang setiap aku bercermin aku mengingat cerita temanku itu, dan
tentunya aku belum pernah mencoba seperti tentara-tentara itu. Gak mau kena
efeknya, takuttt, hiiii...
Nah balik lagi, “Siapa saya?” ini
merupakan pertanyaan yang menarik dan bakal banyak kalau aku pikirin saat
bercermin, makanya saat itu aku sudahi kegiatan bercerminku itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Lanjut ke bagian 2 nya ya: kelanjutannya ini ka !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar