Akhirnya
untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai ruang lingkup dan topik
persoalan dari filsafat ilmu dewasa ini, berikut dikutipkan rincian lengkap
yang dikemukakan dalam Encyclopedia
Britannica, 15 th Edition: (The New Encyclopedia Britannica ; Propaedia: Outline of Knowledge and Guide to
the Britannica, 15th Edition, 1982, Part Ten, Division III, Section 10/31,
p. 728-9.)
(1) Sifat dasar dan lingkupan filsafat
ilmu dan hubungannya dengan cabang-cabang ilmu lain; aneka ragam soal dan
metoda-metoda hampiran terhadap filsafat ilmu.
(2) Perkembangan Historis dari filsafat
Ilmu
i. Masa-masa purba dan abad pertengahan:
pandangan-pandangan yang silih ganti berbeda dari aliran-aliran kaum Stoic dan
Epicorus serta penganut-penganut Plato dan Aristoteles.
ii. Abad XVII: perbincangan mengenai
metodologi ilmiah; hampiran induktif dari Bacon dan hampiran Deduktif dari
Descartes.
iii.Sejak awal abad XIX sampai Perang
Dunia I: pengaruh dari keyakinan Kant dalam rasionalitas khas perpaduan klasik
antara Euclid dan Newton
iv. Perbincangan abad XX: tanggapan
terhadap relativitas, mekanika kuantum, dan perubahanperubahan mendalam lainnya
dalam ilmu-ilmu kealaman; Positivisme Logis lawan Neo-Kantianisme
(3) Unsur-Unsur Usaha Ilmiah
i. Unsur-unsur empiris, konseptual, dan
formal serta tafsiran teoritisnya; aneka ragam pandangan mengenai pentingnya
secara relatif dari pengamatan, teori dan perumusan matematis.
ii. Prosedur empiris dari ilmu
(a) Pengukuran: teori dan problem
filasafat mengenai penentuan hubungan-hubungan kuantitatif
(b) Perancangan percobaan: penerapan
logika induktif dan asas-asas teoritis lainnya pada prosedur praktis.
iii. Penggolongan:
problem taksonomi
(a) Struktur formal ilmu: problem
menyusun suatu analisis formal secara murni dari penyimpulan ilmiah; perbedaan
antara dalil ilmiah dan generalisasi empiris
(b) Perubahan konseptual dan perkembangan
ilmu: problem kesejarahan mengenai organisasi teoritis dari ilmu yang berubah.
(4) Gerakan-gerakan pemikiran ilmiah:
prosedur dasar dari perkembangan intelektual dari ilmu
i. Penemuan ilmiah; kedudukan terujung
dari formalisme yang menekankan unsur-unsur rasional dari penemuan ilmiah, dan
dari irrasionalisme yang menekankan peranan ilham, perkiraan, dan kebetulan
ii. Pembuktian keabsahan dan pembenaran
dari konsep dan teori baru: pandangan bahwa peramalan merupakan ujian yang
menentukan dari keabsahan ilmiah; pandangan bahwa pertautan, keajegan, dan
keseluruhan merupakan persyaratan penting dari suatu teori ilmiah
iii. Penyatuan
teori-teori dan konsep-konsep dari ilmu-ilmu yang terpisah: usaha menyusun
suatu system aksiomatis bagi semua ilmu kealaman; problem penyederhanaan untuk
mencapai suatu landasan konseptual yang ajeg bagi dua atau lebih ilmu
(5) Kedudukan filsafati dari teori ilmiah
i. Kedudukan proposisi ilmiah dan konsep
dari entitas: pandangan-pandangan aneka ragam mengenai kedudukan epistemologi
dari proporsi ilmiah dan mengenai kedudukan dari konsep ilmiah
ii. Hubungan antara analisis filsafat dan
praktek ilmiah: penerapan dari ajaran-ajaran filasafati dan hampiran-hampiran
yang berlainan pada ilmu-ilmu yang berbeda
(6) Pentingnya pengetahuan ilmiah bagi
bidang-bidang lain dari pengalaman dan soal manusia: kepentingan sosial dari
ilmu dan sikap ilmiah; keterbatasan usaha manusia
(7) Hubungan antara ilmu dan pengetahuan
humaniora: persoalan tentang perbedaan antara metodologi ilmiah dan metodologi
humaniora.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Sumber:
Filsafat Ilmu oleh Wisma Pandia, S.Th., Th.M. Diktat Kuliah Sekolah Tinggi Theologi Injili Philadelphia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar