Jumat, 14 September 2018

Jenis-jenis inovasi pendidikan


Jenis-jenis inovasi pendidikan
Dibawah ini akan dijelaskan beberapa jenis-jenis inovasi yang dapat memberi pengetahuan kepada kita untuk dapa lebih bisa memahami lagi tentang inovasi. Berikut akan dijabarkan penjelasan masing-masing akan dijabarkan satu persatu.

1.              Product innovation versus process innovation. Inovasi produk adalah inovasi terhadap keluaran dari sebuah organisasi dalam bentuk produk yang bisa dilihat atau layanan yang bisa dinikmati. Sebagai contoh adalah obat-obatan baru, iPod, teknologi 3G, atau sekedar Post-It Notes. Sementara inovasi proses adalah inovasi yang dilakukan terhadap proses yang menghasilkan keluaran organisasi, misalnya inovasi terhadap supply chain perusahaan. Banyak yang menganggap inovasi produk lebih penting dibanding inovasi proses, namun banyak inovasi proses yang berhasil meningkatkan daya saing sebuah perusahaan seperti yang ditunjukkan oleh Dell dan Wal-Mart, dua perusahaan yang berhasil karena inovasi terhadap proses supply chain mereka. Inovasi proses juga lebih sulit ditiru karena tidak kelihatan dari Inovasi produk dan proses kadang terjadi bersamaan seperti pada kasus FedEx yang memperkenalkan produk dan proses baru dalam pengiriman dokumen.
2.              Radical innovation versus incremental innovation. Banyak definisi yang telah diberikan untuk kedua istilah tersebut, namun pada umumnya penggolongan keduanya ditentukan oleh derajat kebaruan (newness) dan keberbedaan (differentness) dari inovasi tersebut. Sebuah inovasi bisa saja baru pada sebuah daerah, tetapi sudah dianggap biasa di daerah atau negara lain. Sebuah produk juga bisa berbeda sedikit saja dengan produk yang ada sekarang atau berbeda sama sekali. Kedua hal inilah yang menentukan apakah sebuah inovasi dianggap radikal atau inkremental. Semakin baru dan semakin berbeda sebuah inovasi, semakin tinggi derajat keradikalannya. Namun perlu diingat juga derajat keradikalan sebuah inovasi sering bersifat relatif. Sebagai contoh: inovasi kamera digital merupakan incremental innovation buat Sony yang sudah bergelut lama di bidang video dan digital; tetapi cukup radikal buat Kodak yang kompetensi sebelumnya ada di bidang fotografi berbasis kimiawi. Kedua istilah di atas juga sering tumpang tindih dengan istilah inovasi diskontiniu (yang sering bersifat radikal) dan inovasi kontiniu (yang sering bersifat inkremental). Pembagian inovasi yang bersifat kontiniu dan diskontiniu sangat penting dalam teori Crossing the Chasm.
3.              Disruptive innovation versus sustaining innovation. Sebuah inovasi dianggap sebagai sustaining innovation bila secara arsitektur tidak berbeda jauh dengan produk sebelumnya. Perubahan mungkin hanya terjadi pada beberapa komponen dalam arsitektur tersebut. Sementara inovasi yang dianggap sebagai disruptive memiliki arsitektur sistem yang berbeda jauh dari sebelumnya, walau komponen yang dipakai (mungkin) tidak berbeda jauh. Selain itu, disruptive innovation juga harus memenuhi persyaratan lain, yaitu kinerjanya sering lebih rendah dari kinerja produk yang memakai arsitektur lama pada waktu pertama kali diperkenalkan. Namun seiring dengan waktu, kinerja disruptive innovation akan meningkat lebih pesat sehingga akhirnya berhasil menyalib (atau setidaknya mendekati) kinerja arsitektur rivalnya.
Pengkategorian seperti di atas sangat diperlukan karena teori-teori untuk menjelaskan masing-masing kategori cukup berbeda. Sebuah inovasi yang dianalisis melalui kaca mata disruptive vs sustaining innovation akan memberikan penjelasan yang berbeda dengan yang termasuk incremental vs radical innovation. Bila kita tidak mengetahui penggolongan tersebut dengan benar, kita akan ibarat seorang tukang yang hanya tahu memakai palu. Pintu terkunci? Hantam saja dengan palu. Kloset tersumbat? Coba dipalu aja. Analogi tersebut kelihatannya terlalu berlebihan, tetapi betapa seringnya kita mendengar orang-orang membahas inovasi seakan-akan semua inovasi bersifat sama. Inovasi sering dianggap sesuatu yang lebih baru, lebih canggih, dan pasti akan sukses menggantikan produk yang ada sekarang ini.
Padahal untuk menganalisis sebuah inovasi, banyak sudut pandang dan alat bantu yang bisa dipakai. Ibarat seorang tukang kayu yang menguasai banyak jenis peralatan, dia akan memakai alat bantu atau kombinasi alat bantu yang sesuai dengan masalah dan konteks yang dihadapi. Bila ada sebuah paku yang menonjol di atas lantai, sang tukang bisa saja menggunakan kunci Inggris, palu, atau pahat untuk memaku. Tetapi, alat paling cocok dalam keadaan ini adalah palu. Namun bila paku tersebut terletak di lubang kecil yang tidak bisa dijangkau palu, sang tukang mungkin akan memasukkan obeng ke dalam lubang terlebih dahulu dan meletakkan ujungnya tepat di atas paku, dan kemudian baru memalu obeng tersebut dari atas.Demikian juga dalam menganalisis sebuah inovasi. Hanya dengan mengetahui penggolongan jenis-jenis inovasi dan pada kondisi bagaimana sebuah penggolongan harus dipakai, kita bisa memberikan analisis yang lebih tepat. Sebagai contoh: 3G jelas bisa dianalisis melalui kerangka disruptive/sustaining, incremental/radical, continuous/discontinuous, dan tentu saja product/process. Hal tersebut tentu sah-sah saja. Tetapi itu tidak berarti semakin banyak sudut pandang yang dipakai, semakin tajam analisis kita. Kadang cuma diperlukan satu sudut pandang saja, kadang diperlukan beberapa sudut pandang. Pada kasus 3G, inovasi ini bisa dianalisis melalui kaca mata disruptive/sustaining bila kita ingin meramalkan apakah teknologi ini akan mampu menggantikan teknologi-teknologi lainnya dan strategi apa yang seharusnya dipakai perusahaan demi tujuan tersebut, dan memakai kaca mata continuous/discontinuous untuk merancang strategi agar adopsi teknologi ini oleh para pengguna bisa berjalan sesuai rencana. Sementara pemakaian sudut pandang product/process jelas tidak banyak membantu di sini. Agar lebih jelas dan tidak membingungkan kita, berikut kami berikan ulasan tentang masing-masing dari jenis inovasi diatas sehingga kita dapat memahami dengan jelas makna dari masing-masing jenis inovasi, berikut penjelasannya. :
a.       Product Innovation : inovasi terhadap keluaran dari sebuah organisasi dalam bentuk produk yang bisa dilihat atau layanan yang bisa dinikmati. contoh : teknologi ipod, HSDPA, wifi, dll
b.      Process Innovation : inovasi yang dilakukan terhadap proses yang menghasilkan keluaran organisasi. 
c.        Radical Innovation : inovasi yang “gila”, tergolong baru dan beda dari yang lain, namun hal ini bersifat relatif. Kodak memproduksi kamera digital, yang sebelumnya memproduksi kamera manual/kimiawi. Sering disebut Discontinue.
d.      Incremental Innovation : inovasi sebuah produk yang berbeda sedikit saja dengan produk yang sudah ada sekarang. contoh : Sony memproduksi kamera digital, namun sudah lama bergelut di dunia digital dan video. sering juga disebut Continue
e.       Disruptive Innovation : memiliki arsitektur sistem yang berbeda jauh dari sebelumnya, walau komponen yang dipakai (mungkin) tidak berbeda jauh. Kinerjanya pada awal diperkenalkan lebih rendah dari produk sebelumnya (produk rival), namun kemudian menyalip/mendekati kinerja produk rival tersebut. contoh : kehadiran PDA setelah notebook.
f.       Sustaining Innovation : inovasi yang secara arsitektur tidak terlalu jauh berbeda dari produk sebelumnya, perubahan yang terjadi hanya beberapa komponen saja yang berada didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar