Selasa, 24 September 2013

Tugas Praktikum Biologi SMA

Makalah biologi

Struktur dan Fungsi Jaringan pada Hewan

Nama: Robbiathul Adawiyah
Kelas: 11 IPA 1

SMA N 1 KAB. TANGERANG
Jln. Raya Serang KM. 23,5 Balaraja 15610 Tangerang
Tahun 2013/2014




Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, serta atas kehendak-Nya Saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini, walupun masih jauh dari kesempurnaan. Makalah yang Saya buat berisi materi tentang Struktur dan Fungsi Berbagai Jaringan pada Hewan.
Tujuan dibuatnya makalah ini, selain pemenuhan sebagai tugas seorang siswa juga memberi sedikit pengetahuan tentang materi yang kami sajikan.
Makalah ini berisi tentang struktur dan fungsi jaringan pada hewan. Menjelaskan macam-macam jaringan, fungsi jaringan dan fungsi berbagai jaringan pada hewan.
 Kami sangat menyadari keterbatasan kami sebagai manusia yang tentunya berpengaruh pada makalah ini. Dengan kesadaran itulah kami mengajak semua pihak untuk beramar makruf nahi mungkar dengan memberikan kritik maupun saran kepada makalah yang kami susun.
Semoga dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    Wassalamu’alaikum,  Agustus 2013

                                                                                                                      Penyusun



Daftar Isi
Cover………………………………………………………………1
Kata pengantar……………………………………………….2
Daftar isi…………………………………………………………3
Bab I
pendahuluan…………………………………………….…….4
Bab II
           Permasalahan………………………………………………6
Bab III
           Pembahasan……………………………………………………7
Bab IV
            Kata penutup………………………………………………….22
            Daftar pustaka……………………………………………….23



BAB I
PENDAHULUAN
            Tubuh hewan tersusun atas banyak sel yang pada tempat tertentu sel-sel itu bersatu membentuk jaringan. Contoh jaringan pada hewan adalah jaringan epitelium, jaringan otot, dan jaringan tulang. Jaringan berkelompok bekerja sama melaksanakan fungsi tertentu membentuk suatu organ, misalnya organ jantung dan hati. Beberapa jaringan organ bekerja bersama melaksanakan fungsi tertentu membentuk sistem organ, misalnya system pencernaan, sistem transportasi, dan sistem reproduksi. Jaringan, organ, dan sistem organ bersama-sama memmentuk tubuh organisme.
            Macam jaringan, organ dan system organ pada setiap organisme tidak selalu sama, tergantung pada tingkatan organisme itu. Pada organism tingkat rendah, seperti Protozoa, tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Jadi, Protozoa tidak memiliki jaringan organ, dan system organ. Semakin tinggi tingkatan organisme itu, semakin kompleks pula struktur penyusun tubuhnya.
            Meskipun penyusun tubuh organisme berbeda-beda, umumnya berasal dari bentuk yang hamper sama. Tubuh organisme tingkat tinggi misalnya, mula-mula berasal dari satu Sel zigot membelah secara mitosis berkali-kali menghasilkan banyak sel. Sel-sel itu mengalami diferensiasi dan spesalisasi membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Diferensiasi adalah proses perubahan bentuk sel. Spesialisasi adalah proses perubahan fungsi sel. Melalui diferensiasi dan spesialisasi akan tersusun tubuh organisme.

*Sel-sel terspesialisasi membentuk jaringan


BAB II
PERMASALAHAN
1.      Jaringan apa saja yang ada pada tubuh hewan?
2.      Struktur jaringan apa saja yang ada pada tubuh hewan?
3.      Apa saja fungsi tiap-tiap jaringan pada hewan?





BAB III
PEMBAHASAN
            Seperti halnya tumbuhan, didalam tubuh hewan pun ditemukan sejumlah jaringan. Beberapa jaringan diantaranya akan bekerja sama melakukan fungsi khusus.
1.      Macam Jaringan Hewan
Pada umumnya, jaringan hewan (vertebrata) dibedakan atas empat kelompok utama. Keempat jaringan hewan tersebut adalah jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
a.      Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi bagian luar tubuh dan melapisi berbagai rongga didalam tubuh. Jaringan epitel dibangun oleh sel-sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel. Semua sel-sel epitel melekat pada membrane nonselular yang disebut membran sel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi (misalnya kulit yang melindungi lapisan dibawahnya terhadap luka-luka mekanis, bahan-bahan kimia, mikroba, dan kekeringan). Jaringan epitel yang lain berfungsi untuk absorpsi (misalnya lapisan dalam usus halus), transportasi (misalnya tubulus ginjal ), eksresi (misalnya kelenjar keringat), sekresi (misalnya berupa lender pada kelenjar buntu), dan merespon rangsangan (mislanya kuncup pengecap pada lidah).
Pada umumnya, jaringan epitel dikelompokkan berdasarkan bentuk dasar dan jumlah lapisannya. Jaringan epitel ada yang berbentuk pipih, kubus, dan batang. Modifikasi bentuk lainnya adalah transisi antara bentuk pupih dan batang. Menurut banyaknya lapisan penyusunnya, jaringan epitel tersusun oleh selapis atau beberapa lapis sel. Selain itu, ada pula jaringan epitel berlapis semu. Berikut adalah beberapa macam jaringan epitel yang terdapat pada tubuh manusia.

Bentuk Sel
Lapisan Sel
Lokasi
Fungsi Utama
Pipih
Sederhana (satu lapis)
Beberapa saluran dalam (endotelium), rongga-rongga dalam; perikardium, pleura, peritoneum (mesotelium)
Fasilitas bagi pergerakan didalam rongga tubuh (mesotelium), transport aktif secara pinositosis (mesotelium dan endotelium), sekresi (mesotelium)
Kubus
Satu lapis
Ovary, tiroid
Absorpsi, sekresi
Batang
Satu lapis
Usus, kandung empedu
Proteksi, absorpsi, sekresi, lubrikasi
Batang Bersilia
Berlapis semu
Trakea, bronkus, rongga hidung
Proteksi, sekresi; silia menengahi transport partikel yang terperangkap di dalam mukus ke luar dari jalan udara
Pipih menanduk (kering)
Berlapis
Epidermis (kulit)
Proteksi, sekresi; mencegah dari kekeringan
Pipih tidak menanduk (lembab)
Berlapis
Mulut, esophagus, laring, vagina, rongga anus
Proteksi, sekresi; mencegah dari kekeringan
Kubus
Berlapis
Kelenjarkeringat, kelenjar minyak, kelenjar susu
Proteksi, sekresi; mencegah dari kekeringan
Batang
berlapis
Selaput lender mata dan kelenjar air liur
Proteksi
peralihan
berlapis
Ureter, uretra, pelvis
Proteksi
1)      Epitel Pipih (Skuamosa) Selapis
Jaringan epitel pipih selapis terdiri atas sel-sel tipis yang tersusun rapat. Pada bagian tengah sel terdapat nucleus yang berbentuk cakram. Epitel pipih selapis terdapat pada permukaan kulit, kapsul Bowman (ginjal), lapisan dalam alveleolus (paru-paru), dan dinding dalam pembuluh kalpiler darah. 


2)      Epitel Kubus (Kuboid) Selapis
Jaringan epitel kubus selapis dibangus oleh sel-sel berbentuk kubus. Dilihat dari pernukaan atas, sel-selnya hanya tampak seperti segilima atau segi enam. Epitel kubus ditemukan pada permukaan ovarium, retina mata, tiroid, dan nefron ginjal.

3)      Epitel Batang (Silindris) Selapis
Jaringan epitel batang selapis terdiri atas sel-sel panjang berbentuk tiang. Epitel batang selapis terdapat pada lapisan saluran pensernaan makan (esophagus, lambung, usus), uterus, dan kandung empedu. Sel tersebut dapat menyekresi mukosa yang berguna untuk melindungi dinding lambung dari asam lambung dan enzim serta melicinkan makanan ketika melewati usus. Sel epitel yang secara khusus menyekresi mukosa disebut sel goblet.

4)      Epitel Bersilia
Jaringan epitel besilia disusun oleh sel-sel epitel batang. Silia terdapat pada permukaan bebasnya. Epitel bersilia dapat ditemukan pada saluran respirasi (ronggs hidung, trakea, bronkus) dan saluran reproduksi (uterus, ovinduk). Gerakan silia dapat membantu menggerakkan material padat dalam saluran ke satu arah. Epitel bersilia selalu bekerja sama dengan mukosa yang disekresikan oleh sel-sel goblet.

5)      Epitel Berlapis Semu
Jaringan epitel berlapis semu merupakan jaringan epitel yang tersusun oleh selapis sel yang seolah-olah tampak berlapis-lapis. Struktur demikian disebabkan adanya sebagian sel yang tidak dapat mencapai bagian permukaan. Meskipun setiap sel yang tidak dapat mencapai bagian permukaan. Meskipun setiap sel menempel pada membrane basal, kedudukan masing-masing nucleus berada pada posisi yang berbeda-beda. Epitel berlapis semu dapat ditemukan pada saluran respirasi dan saluran kelamin.


6)      Epitel Pipih Berlapis
Jaringan epitel pipih berlapis disusun oleh beberapa lapis sel epitel pipih. Lapisan epitel tersebut dibedakan atas epitel pipih menanduk dan epitel pipih tidak menanduk. Epitel pipih menanduk banyak mengandung serat keratin (zat tanduk), kering, dan mudah mengelupas. Epitel pipih menunduk banyak ditemukan pada permukaaan kulit. Sebaliknya, epitel pipih tidak menanduk biasanya bersifat lembab. Epitel tersebut ditemukan pada mulut, esophagus, laring dan vagina.

7)      Epitel Kubus Berlapis
Jaringan epitel kubus berlapis terdiri atas beberapa lapis sel epitel kubus. Epitel tersebut terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, kelenjar mamae, dan permukaan folikel ovarium.

8)      Epitel Batang Berlapis
Jaringan epitel batang berlapis jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan tersebut hanya ditemukan pada selaput lender mata dan saluran kelenjar air liur.


9)      Epitel Transisi
Jaringan epitel transisi merupkan jaringan epitel peralihan antara bentuk pipih dan batang. Epitel tersebut terdiri atas tiga sampai empat lapisan sel yang ukuran dan bentuknya sama, kecuali pada bagian permukaan bebasnya yang tampak lebar pipih (datar). Semua sel epitel transisi mampu memodifikasi bentuknya pada kondisi yang berbeda. Epitel transisi terdapat pada kandung kemih, ureter, uretra, dan pelvis didaerah ginjal.



b.      Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi tulang, tulang rawan, tendon dan ligament. Selain itu, jaringan ikat dapat juga berupa jaringan pengikat dari beberapa jaringan lain, seperti kulit dengan struktur-struktur dibawahnya (eputelium mesenteris). Jaringan ikat biasanya dapat membentuk selubung disekitar organ-organ tubuh sehingga masing-masing organ menjadi terpisah satu dengan yang lain.
Jaringan ikat tersusun dari sel-sel jaringan ikat dan matriks. Sel-sel jaringan ikat, antara lain fibroblas, kondroblas (kondorosit), osteosit, dan adiposity. Semua sel-sel tersebut tersebar didalam matriks. Matriks adalah cairan ekstraselular yang kekentalannya bervariasi, mulai dari padat (kental), semicair, dan cair.
Matriks memiliki tiga tipe serat, yaitu serat kolagen, serat elastic, dan serat reticular. Serat kolagen atau serat putih mengandung protein kolagen (menyebabkan serat lebih fleksibel, tetapi kurang kuat). Serat elastin dapat ditemukan pada paru-paru, pembuluh arteri, dan kandung empedu. Kehadiran serat tersebut dapat berfungsi sebagai pelindung (pembungkus) pada tulang, otot, dinding pembuluh darah, dan lapisan dermis.
Serat reticular merupakan serat kolagen berukuran sangat kecil dan tersusun seperti jala. Serat reticular berfungsi dalam menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan yang lain.
Jaringan ikat memiliki beberapa fungsi, misalnya menyokong dan mengikat jaringan lain, melindungi tubuh terhadap serangan bakteri, mencegahkehilangan panas, memebentuk struktur tubuh, dan berperan dalam pembentukan darah. Jaringan tersebut dibedakan berdasarkan srtuktur dan fungsinya menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan rangka, jaringan hematopetik, dan jaringan adiposa.
Jenis-jenis jaringan ikat dan lokasinya didalam tubuh manusia.
1)      Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar merupakan tipe paling umum dari jaringan ikat. Jaringan ikat longgar mengandung sejumlah fibroblast, yaitu semacam sel jaringan ikat yang mampu mengahasilkan serat-serat kolagen dan elastik.
Jaringan ikat longgar disebut juga jaringan areolar. Jaringan ikat longgar mengisi ruang-ruang kosong di antara sel-sel  otot, mendukung jaringa epitel, dan membentuk lapisan pembungkus pada beber apa organ dalam vertebrata. Jaringan ikat longgar dapat ditemukan pada papilla lapisan dermis, hipotermis, lapisan luar rongga perut (peritonium), rongga paru-paru, pembuluh arteri, membrane mukosa, dan kandung kemih.

2)      Jaringan Ikat Padat
Jaringan  ikat padat mengandung banyak serat kolagen. Jaringan ini dikenal memiliki banyak fungi khusus dibandngkan jaringan ikat longgar. Misalnya, jaringan ikat pada tendon berfungsi untuk menghubungkan otot dengan tulang, sedangkan jaringan ikat pada ligament berfungsi untuk menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian.

3)      Jaringan Rangka
Jaringan rangka dibangun oleh tulang dan tulang rawan. Kedua komponen jaringan rangka tersebut merupakan kerangka penyangga tubuh vertebrata.
a)      Tulang
Tulang merupakan jaringan ikat yang paling kuat. Lebih kurang 30% matriks tulang tersusun dari materi organic (berupa serat kolagen) dan 70% garam-garam anorganik, terutama berupa garam-garam kalsiun (contohnya kalium fosfat dan kalium karbonat). Kandungan garam-garam anorganik pada tulang menyebabkan jaringan tersebut menjadi keras yang sesuai dengan peranannya sebagai penyokong dan pelindung. Sementara itu, kandungan materi organic menyebabkan tulang bersifat fleksibel dan kuat.
Tulang memiliki tiga tipe sel, yaitu osteoit, osteoblas, dan osteoklas. Osteosit adalh sel-sel tulang yang terdapat didalam lacuna (didalam matriks), sedangkan osteoblas merupakan sel induk osteosit dan pembentukan materi organic matriks. Osteoklas berukuran besar dan berinti banyak yang berperan dalam penyerapan dan perombakan jaringan tulang.



Berdasarkan strukturnya,tulang dibedakan atas tulang kompak dan tulang spons. Tulang kompak terdiri atas lingkaran-lingkaran konsentris tipis yang disebut lamela. Masing-masing lamella mengelilingi suatu pusat kanal (saluran) yang disebut kanal Havers. Didalam kanal Havers terdapat pembuluh darah, pembuluh saraf, dan ajringan ikat longgar. Satu kalan Havers berserta lamelanya disebut system Havers atau osteon.
Diantara lamella-lamela biasa diselingi oleh sejumlah lacuna yang mengandung sel-sel tulang. Sel-sel tulang yang berdekatan dapat saling berhubungan melalui saluran yang disebut kanalikuli. Kanalikuli berfungsi sebagai penyuplai makanan dan oksigen pada sel-sel tulang.
Tulang spons atau tulang berongga merupakan tulang susunan yang matriksnya membentuk rongga. Tulang tersebut terdapat pada ujung tulang pipa. Rongga antarruang diisi oleh jaringan sumsum, yaitu sum-sum kuning (menghasilkan lemak) atau sumsummerah (menghasilkan sel darah merah dan sel darah putih tertentu). Materi organic tulang spons terutama disusun oleh serat-serat kolagen. Pada tulang tersebut tidak terdapat system Heavers.

b)      Tulang Rawan
Tulang rawan atau kartilago terdiri atas sel-sel kartilago (kondrosit) dan matriks ekstraselular. Kondorosit berfungsi membentuk kondorosit baru dan membentuk/ menyekresi matriks ekstra selular. Kondorosit terletak didalam lacuna (rongga matriks). Kartilago dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikondrium.
Berdasarkan serat yang terkandungdidalam matriks, kartilago dibedakan atas kartilago hiain, kartilago elastic, dan kartilago fobrosa. Kartilago hialin merupakan jenis kartilago yang paling umum diantara kartilago yang lain. Kartilago tersebut memiliki matriks semitransparan yang mengandung serat kolagen yang sangat halus dan kondroitin sulfat. Kartilago hialin dapat ditemukan pada permukaan luar sendi, dinding saluran respirasi (hidung, laring, trakea, bronkus), serta pertemuan antara tulang rusuk dan tulang dada. Pada masa embrio, kartilago hialin merupakan rangka sementara hingga digantikan oleh tulang.
Kartilago elastic pada dasarnya sama dengan kartilago hilain, tetapi jenis kartilago tersebut lebih banyak mengandung serat elastic. Oleh karena itu, jaringan tersebut lebih fleksibel dibandingkan kartilago hialin. Kartilago elastic dapat ditemukan pada daun telinga, dinding luar saluran pernapasan, pembuluh eustachius, dan epiglottis.
Kartilago fibrosa terdiri atas sejumlah besar serat kolagen dan sedikit air sehingga kurang fleksibel. Kartilago fibrosa banyak ditemukan pada tulang belakang dan berperan seperti bantalan. Jaringan tersebut juga ditemukan disalam simpisis pubis (daerah antara dua tulang pinggang dan pelvis) dan kapsul ligament lutut.
*a: kartilago fibrosa. b: kartilago hilain, c: kartilago elastic

4)      Jaringan Hematopietik
Jaringan Hematopietik berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah dan putih. Jaringan tersebut terletak didalam sumsum tulang merah dan jaringan limfoid mamalia dewasa. Sumsum tulang merah menghasilkan sel-sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih granulosit, sedangkan sel darah putih agranulosit (limfosit dan monosit) merupakan deferensiasi jaringan limfoid.

5)      Jaringan Adiposa
Jringan adipose atau jaringan lemak adalah tipe jaringan ikat yang terdiri atas sel-sel besar yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak. Jaringan tersebut menempati posisi terbesar didalam seluruh tubuh. Laki-laki dengan berat normal, mengandung jaringan adipose sekitar 15% - 20% perberat tubuh dan wanita 20-25% perberat tubuh. Sementara itu, bayi yang baru lahir mengandung jaringan adipose 2-5% perberat tubuh. Jaringan adipose berperan sebagai cadangan makanan, bantalan lemak untuk melindungi organ-organ terhadap benturan mekanis dan pengatur suhu tubuh. Jaringan tersebut terdapat dibawah lapisan kulit, sekitar daerah ginjal, didalam tulang, rongga perut, dan dada.

c.       Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang bertanggung jawab terhadap pergerakan tubuh. Jaringan yang berasal dari lapisan mesoderm embrionik tersebut diperkiranakan menyusun 40% bobot mamalia. Otot dapat berkontraksi karena mengandung protein kontraktil dan serat otot yang disebut myofibril. Setiap myofibril terdiri atas filament-filamen protein, yaitu aktin dan myosin. Berdasarkakn bentuk morfologi dan fungsinya, jaringan otot diklarifikasikan menjadi otot rangka (lurik), otot polos, dan otot jantung.

1)      Otot Rangka (Polos)
Otot rangka adalah otot yang sebagian besar melekat pada rangka. Otot rangka terdiri atas berkas-berkas serat panjang berbentuk silinder dan berinti banyak yang terletak dipinggir sel . pada penampang longitudinal miofbril terlihat adanya berkas gelap dan berkas terang seperti lurik sehingga otot rangka disebut juga otot lurik.
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurikberbentuk silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
Gambar 1

2)      Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih.
Gambar 2
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera. Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil mata.

3)      Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma.Otot jantung bekerja di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunterdan selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot jantungkarena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khasotot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.

Gambar 3
Akan lebih jelas bila kita memahami perbedaan otot lurik, otot polos, dan otot jantung berdasarkan tabel berikut.

Tabel 1. Perbedaan Otot Lurik, Otot Polos, dan Otot Jantung pada Jaringan Otot Vertebrata

d.      Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan bercabang-cabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion. Ganglion-ganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang ditangkap oleh dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Dari badan sel impuls akan diteruskan ke akson (neurit). Akson inilah yang akan menyampaikan impuls ke sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan ke organ efektor. Jaringan saraf dibentuk oleh sel saraf yang disebut neuron. Neuron terdiri atas badan sel dan serabut sel.
Serabut sel terdiri atas  dendrit  dan akson (Gambar 3.7).
Badan sel berkumpul di pusat saraf dan ganglion (kumpulan badan sel saraf).
Gambar 3.7 (a) Sel saraf dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron dengan pembesaran 3.600x. (b) Struktur sel saraf dengan bagian-bagiannya.
Dendrit membawa rangsang menuju badan sel, sedangkan akson membawa impuls rangsang dari badan sel ke neuron lain atau otot. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung mielin. Selubung tersebut adalah perluasan membran sel yang mengiringi akson. Di bagian tertentu, selubung mielin menipis, kemudian menebal kembali. Bagian selubung mielin yang menipis tersebut dinamakan nodus Ranvier. Nodus ini sangat berperan untuk penguatan dan percepatan pengiriman impuls saraf. Berdasarkan cara neuron mengirimkan rangsang, neuron dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1.      Neuron aferen, Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat, baik sum-sum tulang belakang atau otak. Oleh karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.
2.      Neuron intermedier, penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen. Neuron intermedier terdapat di sistem saraf pusat. Neuron intermedier meneruskan rangsang dari neuron aferen ke neuron eferen, atau ke neuron intermedier yang lain.
3.      Neuron eferen, meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.
Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. Sel saraf mempunyai beberapa fungsi berikut.
a. Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).
b. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
c. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.

2.      Macam-macam jaringan pada organ hewan
Tubuh hewan multiselular terdri atas berbagai macam organ. Beberapa tipe jaringan otot dapat ditemukan pada setiap organ. Berdasarkan letaknya, organ dapat terbagi atas organ dalam dan organ luar. Organ dalam adalah organ yang terdapat didalam tubuh, mkisalnya usus, paru-paru, dan jantung. Organ luar adalah organ yang terdapat pada tubuh bagian luar sehingga dapat diamati secara langsung, misalnya mata, hidung, dan kaki.

Usus halus merupakan salah satu organ dalam yang menyususun system pencernaan. Pada usus halus terdapat jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Keempat macam jaringan tersebut secara bersama-sama melakukan fungsi khusus sehingga usus halus dapat menjalankan fungsinya, yaitu mencerna dan menyerap sari makanan. Seperti halnya usus halus, lambung juga memiliki beberapa macam jaringan.

Beberapa organ secara bersam-sama akan melakukan fungsi tertentu membentuk system organ. Selanjutnya, melalui suatu koordinasi beberapa system organ akan berkerja sama melakukan fungsi tertentu membentuk organisme atau makhluk hidup. Tabel 2.3 memperlihatkan bermacam-macam system organ pada tubuh manusiar. Pengetahuan tentang struktur dan fungsi dari sistem organ tersebut akan dibahas pada bahan kajian berikutnya.
Tabel 2.3
SISTEM ORGAN MANUSIA
Sistem
Fungsi
Integumen
Pencernaan
Peredaran darah

Limfa
Respirasi
Ekskresi
Saraf
Rangka


Otot

Endokrin
Reproduksi
Menutup dan melindungi tubuh; mengatur suhu tubuh
Mengubah partikel-partikel makanan menjadi sari makanan
Mengangkut sari-sari makan dan oksigen ke sel dan mengangkut zat-zat buang dari sel keluar tubuh
Melindungi tubuh dari penyakit
Pertukaran gas dengan lingkungan; menghasilkan energi
Memindahkan hasil-hasil metaboluisme yang tidak berguna keluar tubuh
Menerima dan merespons, rangsangan dari luar maupun dalam tubuh
Menopang dan melindungi bagian tubuh; member bentuk; tempat melekatnya otot; tempat pembentukan sel-sel darah merah; tempat penyimpanan cadangan mineral; dan sebagai alat gerak pasif
Menentukan postur tubuh, menyimpan glikogen; dan sebagai alat gerak pasif
Memproduksi hormon-hormon untuk mengatur aktivitas tubuh
Menghasilkan keturunan baru (perkembangbiakan)







BAB V
KATA PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. Terima kasih.






                                                                                                                     Penyusun





DAFTAR PUSTAKA
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/jaringan-otot.html
Biologi Kelas IX  karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.
Biologi SMA / MA Kelas IX  karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif
Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari Wijayati
Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.

Biologi kelas XI karangan Bagod Sudjadi dan Siti Laila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar