Sabtu, 10 Desember 2016

Semakin kita merasa bisa maka kita harus bisa semakin merasa. - Tere Liye

Tuhan telah menciptakan banyak hal terutama di dunia yang sedang kita tinggali ini. Tuhan menciptakan makhluk hidup ada yang disebut manusia, hewan dan tumbuhan. Dari masing-masing ciptaannya itu memiliki tugas masing-masing di dunia dan diantara 3 jenis ciptaan-Nya berikut ada satu makhluk hidup yang memiliki ‘sesuatu’ yang bagus untuk kita bahas.

Makhluk hidup yang akan kita bahas adalah jenis dari tumbuhan yakni padi. Padi memiliki ‘sesuatu’ yang unik. Nah sesuatunya itu adalah filosofi dari tumbuhan padi itu sendiri. Tumbuhan ini biasa terlihat di Negara kita ini, Negara Indonesia. Karena sebagian dari wilayah negara ini memiliki penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani, atau negara kita sering disebut sebagai negara agraris, keren banget kan negara kita *tepuk tangan bangga*.

Nah balik lagi nih, padi sendiri kalau kita jelasin asal usulnya *cielah* berdasarkan klasifikasi ilmiah (sumber: Wikipedia)
Kerajaan                 : Plantae
Divisi                      : Magnoliophyta
Ordo                       : Poales
Famili                     :Poaceae
Genus                     : Oryza
Spesies                   : O. Sativa
Nama binominal  : Oryza Sativa *jangan lupa kalau nama latin diberi garis bawah atau dimiringkan hurufnya*

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna semusim,berakar serabut,batang sangat pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset,warna hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,bagian bunga tersusun majemuk,tipe malai bercabang,satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran 3 mm hingga 15 mm,tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu jenis enduspermium.

Nah dari gambar padi sendiri kita bisa lihat bukan, bentuknya tersebut memiliki filosofi yang sangat bagus.
“semakin berisi maka padi akan semakin merunduk”
Yah, padi semakin tumbuh besar maka tumbuhan ini akan merunduk. Hal ini bisa kita wujudkan di kehidupan kita. Apa contohnya? Seperti sekarang ini, kita belum memiiki apa-apa yang patut dibanggakan, kita masih meminta uang untuk kepada orang tua kita biaya sekolah/ kuliah, untuk makan, untuk patungan tugas kelompok, untuk observasi diselingi jalan-jalan dan makan-makan *yah ini pengalaman pribadi, tapi tidak untuk jalan-jalannya* maka wajar saja kalau kita sedikit minder meski tetap aja ada orang-orang yang membanggakan barang-barang punya orangtuanya.  -___-|

Nah, saat kita sudah besar, sudah dewasa yang Insya Alloh akan menjadi orang sukses dalam artian memiliki penghasilan dan kehidupan yang mapan maka tentu kita akan membanggakan diri kita karena telah berhasil, telah melakukan kemajuan. Hanya saja disini ada yang harus diberi garis hati-hati. Ya hati-hati. Garis untuk membantasi antara bangga yang kalau ditanggapi secara berlebihan akan muncul sikap sombong yang berakhir pada ria.

Maka itu alangkah baiknya kita mengambil filosofi dari padi, bahwa saat kita bisa, kita telah berhasil, telah mencapai tujuan kita, maka hal yang dilakukan bukanlah memberitahukan kesemua orang dengan sombong tetapi kita harus lebih merasa, merasa bahwa kita bukan apa-apa jika dihadapkan dengan dunia, dan kita sebaiknya merunduk, menurunkan pandangan bahwa diatas ini kita tidak dapat berhasil tanpa bantuan orang banyak bahkan tanpa takdir Tuhan. Merunduk dalam artian tidak menyombongkan diri bersikap ria, dengan selalu menganggap ini semua milik Tuhan, ‘saya hanya diberi pinjaman sebentar maka tidakpatutlah kalau saya sombong atas milik orang lain.’

Maka tidak salah jikalau kita mengikuti filosofi padi ini.

Sungguh Maha Besar Tuhan kita Alloh S. A. W., karena Alloh telah menciptakan segala sesuatu yang benar-benar ada gunanya tanpa menyia-nyiakan mahkluk itu sendiri untuk diciptakan.

Terimakasih, telah membaca tulisan saya. Alahkan baiknya jika kita membagikan pikiran, pendapat kita dengan memberi komentar pada blog ini.
Saya hanya manusia maka wajar saja jika ada kesalahan, maka untuk para pembaca harus membantu saya membenarkan apa yang salah dalam tulisan saya ini.

Terimakasih lagi. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar