Sabtu, 10 Desember 2016

“Buku yang baik tidak pernah dilihat dari sampulnya, bukan?” - Tere Liye

Suatu hari...
Aku sedang mendengar lagu luar yang judulnya, hmmm apa ya? ‘when see you again’ mungkin, entahlah aku lupa, hehehe maafkan aku m(_ _)m *ber-ojigi*

Nah hal yang tadi aku ceritain ga da hubungannya sama apa yang akan aku tulis disini, tapi ada sih hubungannya tapi gak banyak yaitu sama –sama dalam bahasa Inggris. :P

Jadi seperti ini, kalian pasti gak asing lagi ‘kandengan kalimat ini “Don’t judge the book by the cover”, ya ‘kan?! Kata-kata ini biasanya sering muncul di kumpulan quote-quote di sosmed bahkan di sekolahku juga ada tertempel eh bukan tergantung di langit-langit lorong kelas. Nah kalimat itu kalau diterjamahkan kedalam bahasa intinya sih,

“Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya.”

Lebih kurang artinya seperti itu. Nah penilaian, penilaian sendiri berarti proses atau kegiatan pemberian nilai. Penilaian dari masing-masing orang adalah berbeda. Seperti yang ditulis oleh psikolog berkebangsaan Ameriks, Gordon Exner pada tahun 1952, membuka disertasinya yang paling terkenal dengan kalimat berikut.

“Bila ada 6 milyar manusia yang menghuni planet ini, maka akan ada 6 milyar jenis pikiran, kepribadian, dan watak yang berbeda. Karena kondisi psikologis, watak, dan keprbadian tiap manusia berbeda-beda.
...semua manusia adalah unik.”



Nah karena setiap manusia, setiap orang adalah berbeda maka pemikiran untuk menilai adalah tidak akan pernah sama. Tetapi dengan adanya kaliman quote yang sebelumnya tertulis memiliki maksud untuk menyamakan pemikiran banyak orang untuk melakukan penilaian dengan tidak hanya dari sampul saja melainkan apayanga ada didalam sampul tersebut.

Sampul yang cantik, keren memang bagus hanya saja jika memang sampulnya bagus maka seharusnya isi didalamnya pun harus bagus, setara dengan sampulnya diluar. Akan sangat disayangkan jika sampulnya sangat bagus dan isi didalamnya lebih rendah kualitasnya dengan sampul itu. Terkadang memang lebih baik adalah sampulnya yang biasa saja tetapi isinya sangat luar biasa. Inilah makna kesederhanaan.

Lalu hubungannya dalam menilai perilaku seseorang, memang alangkah baiknya jika oang tersebut memakai pakaian senderhana tetapi memiliki sikap kepribadian yang sangat baik, luar biasa, sangat berbeda dengan apa yang dikenakkannya. Itulah sesungguhnya dari kesederhanaan.
Apalah arti barang mewah yang dipakai seseorang jika kepribadian seseorang tersebut kurang baik, maka yang dimunculkan hanyalah sikap kesombongan atas apa yang dimiliki seseorang tersebut.

Apalah arti manusia yang sombong hanya dengan harta besar menurutnya tetapi sangat sangat kecil bagi Sang Maha Pencipta yang sungguh memiliki keseluruhan alam ini tidak berlaku sombong seperti manusia.

Maka kesederhanaan yang sebaiknya dimiliki oleh setiap manusia akan mengantarkannya kepada ketenangan yang tentu akan membawanya kejalan kebahagiaan.

Dan untuk penilaian sampul buku, pastinya kita saat membeli buku hal yang membuat tertarik untuk membacanya adalah dari sampulnya, saat kita beli maka setelahnya kita akan membacanya. Sayangnya jika hanya dari sampul belum tentu ceritanya adlah bagus semua, beberapa saja. Maka saat kita beli buku dengan sampul bagus maka belum tentu isinya bagus dan jika isinya bagus maka kita beruntung telah membeli buku tersebut tetapi buruknya adalah ceritanya tidak sesuai apa yang ada disampul, sungguh menyesalkan.

Sama seperti manusia, jangan menilai seseorang dari penampilan luarnya aja tetapi kenalilah dari dalam, sungguh akan sangat beruntung jika kita menemukan seseorang yang benar-benar memiliki kepribadian yang luar biasa.

Hehe.. cukup sampai sini dulu ya.
Terimakasih telah mau membaca tulisan saya, dan jangan lupa untuk berbagi hasil pemikiranmu dikolom komentar dan mohon beri kritik dan saran atas kesalahan yang pastinya ada dalam tulisan saya ini.

Terimakasih lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar