Tuhan
telah menciptakan banyak hal terutama di dunia yang sedang kita tinggali ini. Tuhan
menciptakan makhluk hidup ada yang disebut manusia, hewan dan tumbuhan. Dari masing-masing
ciptaannya itu memiliki tugas masing-masing di dunia dan diantara 3 jenis
ciptaan-Nya berikut ada satu makhluk hidup yang memiliki ‘sesuatu’ yang bagus
untuk kita bahas.
Makhluk
hidup yang akan kita bahas adalah jenis dari tumbuhan yakni padi. Padi memiliki
‘sesuatu’ yang unik. Nah sesuatunya itu adalah filosofi dari tumbuhan padi itu
sendiri. Tumbuhan ini biasa terlihat di Negara kita ini, Negara Indonesia. Karena
sebagian dari wilayah negara ini memiliki penduduk yang bermata pencaharian
sebagai petani, atau negara kita sering disebut sebagai negara agraris, keren
banget kan negara kita *tepuk tangan bangga*.
Nah
balik lagi nih, padi sendiri kalau kita jelasin asal usulnya *cielah*
berdasarkan klasifikasi ilmiah (sumber: Wikipedia)
Kerajaan
:
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Ordo :
Poales
Famili :Poaceae
Genus :
Oryza
Spesies : O. Sativa
Nama
binominal : Oryza Sativa *jangan lupa
kalau nama latin diberi garis bawah atau dimiringkan hurufnya*
Padi
termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna semusim,berakar
serabut,batang sangat pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian
pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun
berbentuk lanset,warna hijau muda hingga hijau tua,berurat daun
sejajar,tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,bagian bunga tersusun
majemuk,tipe malai bercabang,satuan bunga disebut floret yang terletak pada
satu spikelet yang duduk pada panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak
dapat dibedakan mana buah dan bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran
3 mm hingga 15 mm,tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari
disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu jenis
enduspermium.
Nah
dari gambar padi sendiri kita bisa lihat bukan, bentuknya tersebut memiliki
filosofi yang sangat bagus.
“semakin berisi maka padi akan semakin merunduk”
Yah,
padi semakin tumbuh besar maka tumbuhan ini akan merunduk. Hal ini bisa kita
wujudkan di kehidupan kita. Apa contohnya? Seperti sekarang ini, kita belum
memiiki apa-apa yang patut dibanggakan, kita masih meminta uang untuk kepada
orang tua kita biaya sekolah/ kuliah, untuk makan, untuk patungan tugas
kelompok, untuk observasi diselingi jalan-jalan dan makan-makan *yah ini
pengalaman pribadi, tapi tidak untuk jalan-jalannya* maka wajar saja kalau kita
sedikit minder meski tetap aja ada orang-orang yang membanggakan barang-barang
punya orangtuanya. -___-|
Nah,
saat kita sudah besar, sudah dewasa yang Insya Alloh akan menjadi orang sukses
dalam artian memiliki penghasilan dan kehidupan yang mapan maka tentu kita akan
membanggakan diri kita karena telah berhasil, telah melakukan kemajuan. Hanya saja
disini ada yang harus diberi garis hati-hati. Ya hati-hati. Garis untuk
membantasi antara bangga yang kalau ditanggapi secara berlebihan akan muncul
sikap sombong yang berakhir pada ria.
Maka
itu alangkah baiknya kita mengambil filosofi dari padi, bahwa saat kita bisa, kita telah
berhasil, telah mencapai tujuan kita, maka hal yang dilakukan bukanlah
memberitahukan kesemua orang dengan sombong tetapi kita harus lebih merasa, merasa bahwa kita bukan apa-apa jika dihadapkan dengan dunia, dan kita
sebaiknya merunduk, menurunkan pandangan bahwa diatas ini kita tidak dapat
berhasil tanpa bantuan orang banyak bahkan tanpa takdir Tuhan. Merunduk dalam
artian tidak menyombongkan diri bersikap ria, dengan selalu menganggap ini
semua milik Tuhan, ‘saya hanya diberi pinjaman sebentar maka tidakpatutlah
kalau saya sombong atas milik orang lain.’
Maka
tidak salah jikalau kita mengikuti filosofi padi ini.
Sungguh
Maha Besar Tuhan kita Alloh S. A. W., karena Alloh telah menciptakan segala
sesuatu yang benar-benar ada gunanya tanpa menyia-nyiakan mahkluk itu sendiri
untuk diciptakan.
Terimakasih,
telah membaca tulisan saya. Alahkan baiknya jika kita membagikan pikiran,
pendapat kita dengan memberi komentar pada blog ini.
Saya
hanya manusia maka wajar saja jika ada kesalahan, maka untuk para pembaca harus
membantu saya membenarkan apa yang salah dalam tulisan saya ini.
Terimakasih
lagi. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar