Makalah biologi
Struktur dan Fungsi Jaringan pada Hewan
Nama: Robbiathul Adawiyah
Kelas: 11 IPA 1
SMA N 1 KAB.
TANGERANG
Jln. Raya Serang
KM. 23,5 Balaraja 15610 Tangerang
Tahun 2013/2014
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,
serta atas kehendak-Nya Saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini, walupun
masih jauh dari kesempurnaan. Makalah yang Saya buat berisi materi tentang Struktur
dan Fungsi Berbagai Jaringan pada Hewan.
Tujuan dibuatnya makalah ini, selain pemenuhan sebagai tugas seorang siswa
juga memberi sedikit pengetahuan tentang materi yang kami sajikan.
Makalah ini berisi tentang struktur dan fungsi jaringan pada hewan.
Menjelaskan macam-macam jaringan, fungsi jaringan dan fungsi berbagai jaringan
pada hewan.
Kami sangat menyadari keterbatasan
kami sebagai manusia yang tentunya berpengaruh pada makalah ini. Dengan
kesadaran itulah kami mengajak semua pihak untuk beramar makruf nahi mungkar
dengan memberikan kritik maupun saran kepada makalah yang kami susun.
Semoga dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Akhir
kata, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, Agustus 2013
Penyusun
Daftar Isi
Cover………………………………………………………………1
Kata
pengantar……………………………………………….2
Daftar isi…………………………………………………………3
Bab I
pendahuluan…………………………………………….…….4
pendahuluan…………………………………………….…….4
Bab II
Permasalahan…………………………………………………6
Bab III
Pembahasan……………………………………………………7
Bab IV
Kata penutup………………………………………………….22
Daftar pustaka……………………………………………….23
BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh
hewan tersusun atas banyak sel yang pada tempat tertentu sel-sel itu bersatu
membentuk jaringan. Contoh jaringan
pada hewan adalah jaringan epitelium, jaringan otot, dan jaringan tulang.
Jaringan berkelompok bekerja sama melaksanakan fungsi tertentu membentuk suatu
organ, misalnya organ jantung dan hati. Beberapa jaringan organ bekerja bersama
melaksanakan fungsi tertentu membentuk sistem organ, misalnya system pencernaan, sistem
transportasi, dan sistem
reproduksi. Jaringan, organ, dan sistem organ bersama-sama memmentuk tubuh organisme.
Macam
jaringan, organ dan system organ pada setiap organisme tidak selalu sama,
tergantung pada tingkatan organisme itu. Pada organism tingkat rendah, seperti
Protozoa, tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Jadi, Protozoa tidak memiliki
jaringan organ, dan system organ. Semakin tinggi tingkatan organisme itu, semakin
kompleks pula struktur penyusun tubuhnya.
Meskipun
penyusun tubuh organisme berbeda-beda, umumnya berasal dari bentuk yang hamper
sama. Tubuh organisme tingkat tinggi misalnya, mula-mula berasal dari satu Sel
zigot membelah secara mitosis berkali-kali menghasilkan banyak sel. Sel-sel itu
mengalami diferensiasi dan spesalisasi membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Diferensiasi adalah proses perubahan
bentuk sel. Spesialisasi adalah
proses perubahan fungsi sel. Melalui diferensiasi dan spesialisasi akan
tersusun tubuh organisme.
*Sel-sel
terspesialisasi membentuk jaringan
|
BAB II
PERMASALAHAN
1.
Jaringan apa saja
yang ada pada tubuh hewan?
2.
Struktur jaringan
apa saja yang ada pada tubuh hewan?
3.
Apa saja fungsi
tiap-tiap jaringan pada hewan?
BAB III
PEMBAHASAN
Seperti
halnya tumbuhan, didalam tubuh hewan pun ditemukan sejumlah jaringan. Beberapa
jaringan diantaranya akan bekerja sama melakukan fungsi khusus.
1.
Macam Jaringan
Hewan
Pada umumnya, jaringan hewan (vertebrata)
dibedakan atas empat kelompok utama. Keempat jaringan hewan tersebut adalah
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
a.
Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang
menutupi bagian luar tubuh dan melapisi berbagai rongga didalam tubuh. Jaringan
epitel dibangun oleh sel-sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel. Semua
sel-sel epitel melekat pada membrane nonselular yang disebut membran sel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi.
Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi (misalnya kulit yang melindungi lapisan
dibawahnya terhadap luka-luka mekanis, bahan-bahan kimia, mikroba, dan
kekeringan). Jaringan epitel yang lain berfungsi untuk absorpsi (misalnya
lapisan dalam usus halus), transportasi (misalnya tubulus ginjal ), eksresi
(misalnya kelenjar keringat), sekresi (misalnya berupa lender pada kelenjar
buntu), dan merespon rangsangan (mislanya kuncup pengecap pada lidah).
Pada umumnya, jaringan epitel dikelompokkan
berdasarkan bentuk dasar dan jumlah lapisannya. Jaringan epitel ada yang
berbentuk pipih, kubus, dan batang. Modifikasi bentuk lainnya adalah transisi
antara bentuk pupih dan batang. Menurut banyaknya lapisan penyusunnya, jaringan
epitel tersusun oleh selapis atau beberapa lapis sel. Selain itu, ada pula
jaringan epitel berlapis semu. Berikut adalah beberapa macam jaringan epitel
yang terdapat pada tubuh manusia.
Bentuk Sel
|
Lapisan Sel
|
Lokasi
|
Fungsi Utama
|
Pipih
|
Sederhana (satu
lapis)
|
Beberapa
saluran dalam (endotelium), rongga-rongga dalam; perikardium, pleura, peritoneum
(mesotelium)
|
Fasilitas bagi pergerakan didalam
rongga tubuh (mesotelium), transport aktif secara pinositosis (mesotelium dan
endotelium), sekresi (mesotelium)
|
Kubus
|
Satu lapis
|
Ovary, tiroid
|
Absorpsi, sekresi
|
Batang
|
Satu lapis
|
Usus, kandung empedu
|
Proteksi, absorpsi, sekresi,
lubrikasi
|
Batang Bersilia
|
Berlapis semu
|
Trakea,
bronkus, rongga hidung
|
Proteksi, sekresi; silia menengahi
transport partikel yang terperangkap di dalam mukus ke luar dari jalan udara
|
Pipih menanduk (kering)
|
Berlapis
|
Epidermis
(kulit)
|
Proteksi, sekresi; mencegah dari
kekeringan
|
Pipih tidak menanduk (lembab)
|
Berlapis
|
Mulut,
esophagus, laring, vagina, rongga anus
|
Proteksi, sekresi; mencegah dari
kekeringan
|
Kubus
|
Berlapis
|
Kelenjarkeringat,
kelenjar minyak, kelenjar susu
|
Proteksi, sekresi; mencegah dari
kekeringan
|
Batang
|
berlapis
|
Selaput lender
mata dan kelenjar air liur
|
Proteksi
|
peralihan
|
berlapis
|
Ureter, uretra,
pelvis
|
Proteksi
|
1)
Epitel Pipih
(Skuamosa) Selapis
Jaringan epitel pipih selapis terdiri
atas sel-sel tipis yang tersusun rapat. Pada bagian tengah sel terdapat nucleus
yang berbentuk cakram. Epitel pipih selapis terdapat pada permukaan kulit,
kapsul Bowman (ginjal), lapisan dalam alveleolus (paru-paru), dan dinding dalam
pembuluh kalpiler darah.
2)
Epitel Kubus
(Kuboid) Selapis
Jaringan epitel kubus selapis dibangus
oleh sel-sel berbentuk kubus. Dilihat dari pernukaan atas, sel-selnya hanya
tampak seperti segilima atau segi enam. Epitel kubus ditemukan pada permukaan
ovarium, retina mata, tiroid, dan nefron ginjal.
3)
Epitel Batang
(Silindris) Selapis
Jaringan epitel batang selapis terdiri
atas sel-sel panjang berbentuk tiang. Epitel batang selapis terdapat pada
lapisan saluran pensernaan makan (esophagus, lambung, usus), uterus, dan
kandung empedu. Sel tersebut dapat menyekresi mukosa yang berguna untuk
melindungi dinding lambung dari asam lambung dan enzim serta melicinkan makanan
ketika melewati usus. Sel epitel yang secara khusus menyekresi mukosa disebut
sel goblet.
4)
Epitel Bersilia
Jaringan epitel besilia disusun oleh
sel-sel epitel batang. Silia terdapat pada permukaan bebasnya. Epitel bersilia
dapat ditemukan pada saluran respirasi (ronggs hidung, trakea, bronkus) dan
saluran reproduksi (uterus, ovinduk). Gerakan silia dapat membantu menggerakkan
material padat dalam saluran ke satu arah. Epitel bersilia selalu bekerja sama
dengan mukosa yang disekresikan oleh sel-sel goblet.
5)
Epitel Berlapis
Semu
Jaringan epitel berlapis semu
merupakan jaringan epitel yang tersusun oleh selapis sel yang seolah-olah
tampak berlapis-lapis. Struktur demikian disebabkan adanya sebagian sel yang
tidak dapat mencapai bagian permukaan. Meskipun setiap sel yang tidak dapat
mencapai bagian permukaan. Meskipun setiap sel menempel pada membrane basal,
kedudukan masing-masing nucleus berada pada posisi yang berbeda-beda. Epitel
berlapis semu dapat ditemukan pada saluran respirasi dan saluran kelamin.
6)
Epitel Pipih
Berlapis
Jaringan epitel pipih berlapis disusun
oleh beberapa lapis sel epitel pipih. Lapisan epitel tersebut dibedakan atas
epitel pipih menanduk dan epitel pipih tidak menanduk. Epitel pipih menanduk
banyak mengandung serat keratin (zat tanduk), kering, dan mudah mengelupas.
Epitel pipih menunduk banyak ditemukan pada permukaaan kulit. Sebaliknya,
epitel pipih tidak menanduk biasanya bersifat lembab. Epitel tersebut ditemukan
pada mulut, esophagus, laring dan vagina.
7)
Epitel Kubus
Berlapis
Jaringan epitel kubus berlapis terdiri
atas beberapa lapis sel epitel kubus. Epitel tersebut terdapat pada kelenjar
keringat, kelenjar minyak, kelenjar mamae, dan permukaan folikel ovarium.
8)
Epitel Batang
Berlapis
Jaringan epitel batang berlapis jarang
ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan tersebut hanya ditemukan pada selaput
lender mata dan saluran kelenjar air liur.
9)
Epitel Transisi
Jaringan epitel transisi merupkan
jaringan epitel peralihan antara bentuk pipih dan batang. Epitel tersebut
terdiri atas tiga sampai empat lapisan sel yang ukuran dan bentuknya sama, kecuali
pada bagian permukaan bebasnya yang tampak lebar pipih (datar). Semua sel
epitel transisi mampu memodifikasi bentuknya pada kondisi yang berbeda. Epitel
transisi terdapat pada kandung kemih, ureter, uretra, dan pelvis didaerah
ginjal.
b.
Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan
penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi tulang, tulang rawan, tendon dan
ligament. Selain itu, jaringan ikat dapat juga berupa jaringan pengikat dari
beberapa jaringan lain, seperti kulit dengan struktur-struktur dibawahnya
(eputelium mesenteris). Jaringan ikat biasanya dapat membentuk selubung
disekitar organ-organ tubuh sehingga masing-masing organ menjadi terpisah satu
dengan yang lain.
Jaringan ikat tersusun dari sel-sel jaringan
ikat dan matriks. Sel-sel jaringan ikat, antara lain fibroblas, kondroblas
(kondorosit), osteosit, dan adiposity. Semua sel-sel tersebut tersebar didalam
matriks. Matriks adalah cairan ekstraselular yang kekentalannya bervariasi,
mulai dari padat (kental), semicair, dan cair.
Matriks memiliki tiga tipe serat, yaitu serat
kolagen, serat elastic, dan serat reticular. Serat kolagen atau serat putih
mengandung protein kolagen (menyebabkan serat lebih fleksibel, tetapi kurang
kuat). Serat elastin dapat ditemukan pada paru-paru, pembuluh arteri, dan
kandung empedu. Kehadiran serat tersebut dapat berfungsi sebagai pelindung
(pembungkus) pada tulang, otot, dinding pembuluh darah, dan lapisan dermis.
Serat reticular merupakan serat kolagen
berukuran sangat kecil dan tersusun seperti jala. Serat reticular berfungsi
dalam menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan yang lain.
Jaringan ikat memiliki beberapa fungsi,
misalnya menyokong dan mengikat jaringan lain, melindungi tubuh terhadap
serangan bakteri, mencegahkehilangan panas, memebentuk struktur tubuh, dan
berperan dalam pembentukan darah. Jaringan tersebut dibedakan berdasarkan
srtuktur dan fungsinya menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat,
jaringan rangka, jaringan hematopetik, dan jaringan adiposa.
Jenis-jenis jaringan ikat dan lokasinya
didalam tubuh manusia.
1)
Jaringan Ikat
Longgar
Jaringan ikat longgar merupakan tipe
paling umum dari jaringan ikat. Jaringan ikat longgar mengandung sejumlah
fibroblast, yaitu semacam sel jaringan ikat yang mampu mengahasilkan
serat-serat kolagen dan elastik.
Jaringan ikat longgar disebut juga
jaringan areolar. Jaringan ikat longgar mengisi ruang-ruang kosong di antara
sel-sel otot, mendukung jaringa epitel,
dan membentuk lapisan pembungkus pada beber apa organ dalam vertebrata.
Jaringan ikat longgar dapat ditemukan pada papilla lapisan dermis, hipotermis,
lapisan luar rongga perut (peritonium), rongga paru-paru, pembuluh arteri,
membrane mukosa, dan kandung kemih.
2)
Jaringan Ikat
Padat
Jaringan ikat padat mengandung banyak serat kolagen.
Jaringan ini dikenal memiliki banyak fungi khusus dibandngkan jaringan ikat
longgar. Misalnya, jaringan ikat pada tendon berfungsi untuk menghubungkan otot
dengan tulang, sedangkan jaringan ikat pada ligament berfungsi untuk
menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian.
3)
Jaringan Rangka
Jaringan rangka dibangun oleh tulang
dan tulang rawan. Kedua komponen jaringan rangka tersebut merupakan kerangka
penyangga tubuh vertebrata.
a)
Tulang
Tulang merupakan jaringan ikat yang
paling kuat. Lebih kurang 30%
matriks tulang tersusun dari materi organic (berupa serat kolagen) dan 70% garam-garam anorganik, terutama berupa
garam-garam kalsiun (contohnya kalium fosfat dan kalium karbonat). Kandungan
garam-garam anorganik pada tulang menyebabkan jaringan tersebut menjadi keras
yang sesuai dengan peranannya sebagai penyokong dan pelindung. Sementara itu,
kandungan materi organic menyebabkan tulang bersifat fleksibel dan kuat.
Tulang memiliki tiga tipe sel, yaitu
osteoit, osteoblas, dan osteoklas. Osteosit adalh sel-sel tulang yang terdapat
didalam lacuna (didalam matriks), sedangkan osteoblas merupakan sel induk
osteosit dan pembentukan materi organic matriks. Osteoklas berukuran besar dan
berinti banyak yang berperan dalam penyerapan dan perombakan jaringan tulang.
Berdasarkan strukturnya,tulang
dibedakan atas tulang kompak dan tulang spons. Tulang kompak terdiri atas
lingkaran-lingkaran konsentris tipis yang disebut lamela. Masing-masing lamella
mengelilingi suatu pusat kanal (saluran) yang disebut kanal Havers. Didalam
kanal Havers terdapat pembuluh darah, pembuluh saraf, dan ajringan ikat
longgar. Satu kalan Havers berserta lamelanya disebut system Havers atau
osteon.
Diantara lamella-lamela biasa
diselingi oleh sejumlah lacuna yang mengandung sel-sel tulang. Sel-sel tulang
yang berdekatan dapat saling berhubungan melalui saluran yang disebut
kanalikuli. Kanalikuli berfungsi sebagai penyuplai makanan dan oksigen pada
sel-sel tulang.
Tulang spons atau tulang berongga
merupakan tulang susunan yang matriksnya membentuk rongga. Tulang tersebut
terdapat pada ujung tulang pipa. Rongga antarruang diisi oleh jaringan sumsum,
yaitu sum-sum kuning (menghasilkan lemak) atau sumsummerah (menghasilkan sel
darah merah dan sel darah putih tertentu). Materi organic tulang spons terutama
disusun oleh serat-serat kolagen. Pada tulang tersebut tidak terdapat system
Heavers.
b)
Tulang Rawan
Tulang rawan atau kartilago terdiri
atas sel-sel kartilago (kondrosit) dan matriks ekstraselular. Kondorosit
berfungsi membentuk kondorosit baru dan membentuk/ menyekresi matriks ekstra
selular. Kondorosit terletak didalam lacuna (rongga matriks). Kartilago
dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikondrium.
Berdasarkan serat yang
terkandungdidalam matriks, kartilago dibedakan atas kartilago hiain, kartilago
elastic, dan kartilago fobrosa. Kartilago hialin merupakan jenis kartilago yang
paling umum diantara kartilago yang lain. Kartilago tersebut memiliki matriks
semitransparan yang mengandung serat kolagen yang sangat halus dan kondroitin
sulfat. Kartilago hialin dapat ditemukan pada permukaan luar sendi, dinding
saluran respirasi (hidung, laring, trakea, bronkus), serta pertemuan antara
tulang rusuk dan tulang dada. Pada masa embrio, kartilago hialin merupakan
rangka sementara hingga digantikan oleh tulang.
Kartilago elastic pada dasarnya sama
dengan kartilago hilain, tetapi jenis kartilago tersebut lebih banyak
mengandung serat elastic. Oleh karena itu, jaringan tersebut lebih fleksibel
dibandingkan kartilago hialin. Kartilago elastic dapat ditemukan pada daun
telinga, dinding luar saluran pernapasan, pembuluh eustachius, dan epiglottis.
Kartilago fibrosa terdiri atas
sejumlah besar serat kolagen dan sedikit air sehingga kurang fleksibel.
Kartilago fibrosa banyak ditemukan pada tulang belakang dan berperan seperti
bantalan. Jaringan tersebut juga ditemukan disalam simpisis pubis (daerah
antara dua tulang pinggang dan pelvis) dan kapsul ligament lutut.
*a:
kartilago fibrosa. b: kartilago hilain, c: kartilago elastic
4)
Jaringan
Hematopietik
Jaringan Hematopietik berperan dalam
pembentukan sel-sel darah merah dan putih. Jaringan tersebut terletak didalam
sumsum tulang merah dan jaringan limfoid mamalia dewasa. Sumsum tulang merah
menghasilkan sel-sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih granulosit,
sedangkan sel darah putih agranulosit (limfosit dan monosit) merupakan
deferensiasi jaringan limfoid.
5)
Jaringan Adiposa
Jringan adipose atau jaringan lemak
adalah tipe jaringan ikat yang terdiri atas sel-sel besar yang terspesialisasi
untuk menyimpan lemak. Jaringan tersebut menempati posisi terbesar didalam
seluruh tubuh. Laki-laki dengan berat normal, mengandung jaringan adipose
sekitar 15% - 20% perberat
tubuh dan wanita 20-25% perberat tubuh. Sementara itu, bayi yang baru lahir
mengandung jaringan adipose 2-5% perberat tubuh. Jaringan adipose berperan
sebagai cadangan makanan, bantalan lemak untuk melindungi organ-organ terhadap
benturan mekanis dan pengatur suhu tubuh. Jaringan tersebut terdapat dibawah
lapisan kulit, sekitar daerah ginjal, didalam tulang, rongga perut, dan dada.
c.
Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang
bertanggung jawab terhadap pergerakan tubuh. Jaringan yang berasal dari lapisan
mesoderm embrionik tersebut diperkiranakan menyusun 40% bobot mamalia. Otot
dapat berkontraksi karena mengandung protein kontraktil dan serat otot yang
disebut myofibril. Setiap myofibril terdiri atas filament-filamen protein,
yaitu aktin dan myosin. Berdasarkakn bentuk morfologi dan fungsinya, jaringan
otot diklarifikasikan menjadi otot rangka (lurik), otot polos, dan otot
jantung.
1)
Otot Rangka
(Polos)
Otot rangka adalah otot yang sebagian
besar melekat pada rangka. Otot rangka terdiri atas berkas-berkas serat panjang
berbentuk silinder dan berinti banyak yang terletak dipinggir sel . pada
penampang longitudinal miofbril terlihat adanya berkas gelap dan berkas terang
seperti lurik sehingga otot rangka disebut juga otot lurik.
Otot
lurik mempunyai
serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling gelap (anisotrop)
dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurikberbentuk
silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak
di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah
kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan
selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik
cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut
juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep
dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan
diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif
karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan
tulang dan tubuh.
Gambar 1
2) Otot Polos
Otot
polos mempunyai
serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga
sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos mempunyai
bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing.
Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang
terletak di tengah dan bentuknya pipih.
Gambar 2
Aktivitas otot
polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga
disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem
saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah
lelah. Otot polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut
juga otot visera. Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran
pencernaan, kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi
gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan.
Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan
pupil mata.
3) Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut
pendek. Otot ini tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling
berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai
satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma.Otot jantung bekerja
di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunterdan
selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung
berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat.
Dinamakan otot jantungkarena hanya terdapat di jantung. Kontraksi
dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk
mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khasotot jantung adalah
mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika
dilihat dengan mikroskop.
Gambar 3
Akan lebih jelas bila kita memahami perbedaan
otot lurik, otot polos, dan otot jantung berdasarkan tabel berikut.
Tabel
1. Perbedaan Otot Lurik, Otot Polos, dan Otot Jantung pada Jaringan Otot
Vertebrata
d.
Jaringan Saraf
Jaringan saraf
tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan
bercabang-cabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel
saraf terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung
saraf. Badan sel-sel saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion.
Ganglion-ganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan
kanan sumsum tulang belakang.
Jalannya impuls
dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang ditangkap oleh
dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Dari badan sel impuls akan
diteruskan ke akson (neurit). Akson inilah yang akan menyampaikan impuls ke
sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan ke organ efektor. Jaringan saraf
dibentuk oleh sel saraf yang disebut neuron. Neuron terdiri
atas badan sel dan serabut sel.
Serabut sel
terdiri atas dendrit dan akson (Gambar
3.7).
Badan sel
berkumpul di pusat saraf dan ganglion (kumpulan badan sel saraf).
Gambar 3.7 (a) Sel saraf dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron dengan pembesaran 3.600x. (b) Struktur sel saraf
dengan bagian-bagiannya.
Dendrit membawa rangsang menuju badan sel,
sedangkan akson membawa impuls rangsang dari badan sel ke neuron lain atau
otot. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung mielin.
Selubung tersebut adalah perluasan membran sel yang mengiringi akson. Di bagian
tertentu, selubung mielin menipis, kemudian menebal kembali. Bagian selubung
mielin yang menipis tersebut dinamakan nodus Ranvier. Nodus ini
sangat berperan untuk penguatan dan percepatan pengiriman impuls saraf.
Berdasarkan cara neuron mengirimkan rangsang, neuron dapat dikelompokkan
sebagai berikut.
1. Neuron aferen, Saraf sensorik bertugas
menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan
saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron
sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang.
Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat, baik
sum-sum tulang belakang atau otak. Oleh karena itu, penerima rangsang ini
sering disebut juga neuron sensorik.
2. Neuron intermedier, penghubung antara neuron aferen dan
neuron eferen. Neuron intermedier terdapat di sistem saraf pusat. Neuron
intermedier meneruskan rangsang dari neuron aferen ke neuron eferen, atau ke
neuron intermedier yang lain.
3. Neuron eferen, meneruskan impuls saraf yang
diterima dari neuron intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh
terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen
menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.
Badan sel saraf terletak di pusat
saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf yang letaknya
tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. Sel saraf mempunyai
beberapa fungsi berikut.
a. Merespon perubahan lingkungan
(iritabilitas).
b.
Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya
(konduktivitas).
c.
Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau
menghindar.
2.
Macam-macam
jaringan pada organ hewan
Tubuh hewan multiselular terdri atas berbagai
macam organ. Beberapa tipe jaringan otot dapat ditemukan pada setiap organ.
Berdasarkan letaknya, organ dapat terbagi atas organ dalam dan organ luar.
Organ dalam adalah organ yang terdapat didalam tubuh, mkisalnya usus,
paru-paru, dan jantung. Organ luar adalah organ yang terdapat pada tubuh bagian
luar sehingga dapat diamati secara langsung, misalnya mata, hidung, dan kaki.
Usus halus merupakan salah satu organ dalam
yang menyususun system pencernaan. Pada usus halus terdapat jaringan epitel,
jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Keempat macam jaringan
tersebut secara bersama-sama melakukan fungsi khusus sehingga usus halus dapat
menjalankan fungsinya, yaitu mencerna dan menyerap sari makanan. Seperti halnya usus halus, lambung juga memiliki
beberapa macam jaringan.
Beberapa organ secara bersam-sama akan
melakukan fungsi tertentu membentuk system organ. Selanjutnya, melalui suatu
koordinasi beberapa system organ akan berkerja sama melakukan fungsi tertentu
membentuk organisme atau makhluk hidup. Tabel 2.3 memperlihatkan bermacam-macam
system organ pada tubuh manusiar. Pengetahuan tentang struktur dan fungsi dari
sistem organ tersebut akan dibahas pada bahan kajian berikutnya.
Tabel
2.3
SISTEM
ORGAN MANUSIA
Sistem
|
Fungsi
|
Integumen
Pencernaan
Peredaran darah
Limfa
Respirasi
Ekskresi
Saraf
Rangka
Otot
Endokrin
Reproduksi
|
Menutup dan
melindungi tubuh; mengatur suhu tubuh
Mengubah
partikel-partikel makanan menjadi sari makanan
Mengangkut
sari-sari makan dan oksigen ke sel dan mengangkut zat-zat buang dari sel
keluar tubuh
Melindungi
tubuh dari penyakit
Pertukaran gas
dengan lingkungan; menghasilkan energi
Memindahkan
hasil-hasil metaboluisme yang tidak berguna keluar tubuh
Menerima dan
merespons, rangsangan dari luar maupun dalam tubuh
Menopang dan
melindungi bagian tubuh; member bentuk; tempat melekatnya otot; tempat
pembentukan sel-sel darah merah; tempat penyimpanan cadangan mineral; dan
sebagai alat gerak pasif
Menentukan
postur tubuh, menyimpan glikogen; dan sebagai alat gerak pasif
Memproduksi
hormon-hormon untuk mengatur aktivitas tubuh
Menghasilkan
keturunan baru (perkembangbiakan)
|
BAB V
KATA PENUTUP
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/jaringan-otot.html
Biologi Kelas IX karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.
Biologi SMA / MA Kelas IX karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif
Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari Wijayati
Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.
Biologi Kelas IX karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.
Biologi SMA / MA Kelas IX karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif
Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari Wijayati
Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.
Biologi kelas XI karangan
Bagod Sudjadi dan Siti Laila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar