Senin, 19 September 2016

Resensi Kumpulan Cerpen

Mengkristral Bersama Vandaria




Nama         : Robbiathul Adawiyah
Kelas          : 12 Ipa 1

SMAN 1 Kabupaten Tangerang
Balaraja Jl. Raya Serang Km. 23,5
Tangerang – Banten



MENGKRISTRAL BERSAMA VANDARIA
Oleh Robbiathul Adawiyah
· Judul buku     : Kristalisasi
· Penulis          : Alexia DeeChen dkk.
· Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama
· Tahun terbit  : 2012
· Tebal buku    : 266 halaman
Tersebutlah, pada mulanya, sebuah siklus yang terus berulang. Keseimbangan antara ada dan tiada. Adalah para Vanadis, sang Cahaya, yang menciptakan ada dari kehampaan. Kemudian tersebutlah pemusnah keberadaan, mereka adalah sang Kegelapan, penyeimbang semesta, para Deimos. Dari ciptaan para Cahaya yang terakhir adalah para Frameless, penjaga dan pelindung alam. Lahir dari seorang Vanadis para Frameless diberkati kekuatan alami untuk memerintah para zat : Air, Angin, Tanah, dan Api. Tak terbatas oleh alam, mereka mencari kedamaian dalam kesendirian, pemikiran, dan menahan diri. Kemudian adalah para Manusia, pembawa kemajuan, kehancuran dan perubahan. Dibatasi berbagai kelemahan, mereka hidup berkelompok, saling membantu, saling menjaga, dan saling bertikai. Selalu merasa kurang, mencari kebahagiaan dalam berkarya, mencipta, dan mengumpulkan. Maka dimulailah cerita tentang sebuah Kristal diantara kehampaan, dan keseimbangan baru. Antara yang terbatas dan yang tak terbatas, tak lagi hanya Kegelapan dan Cahaya. Keseimbangan yang sejati Vandaria.
ISFARIS telah kalah. Benteng pertahanan telah dijatuhkan. Seluruh wilayah pemukiman telah diambil alih, dan para Frameless mengepung permukiman bangsa Isfar[1]. Ribuan Frameless melancarkan hujan panah dari langit. Sementara prajurit Isfar dengan gigih melakukan perlawanan. Namun, sia-sia belaka. Evander Evrard menyaksikan prajuritnya yang tersisa tetap berjuang, menyerang seorang Frameless  berjubah gelap yang bergerak bagaikan angin, topeng perak yang menutupi sebagian wajahnya berkilauan karena cahaya matahari. Tidak tersentuh. Frameless bertopeng itu tampak berbeda dari pasukan bersayap besi lainnya. Dengan sisa-sisa kekuatan Evander menantangnya, kenyataannya Frameless bertopeng itu merupakan keturunan Zatoist, para penguasa angin. Frameless itu berputar dan menghatam tengkuk Evander, dan melontarkannya Evander semakin jauh.
Evander ditolong oleh seorang Frameless bernama Haleine yang tanpa diketahui oleh Evender adalah Frameless bertopeng yang sebelumnya telah mengalahkannya. Evander tidak terima dirinya ditolong oleh seorang Frameless, walaupun terpaksa Evander tetap menuruti Haleine untuk beristirahat.
Evander kembali terbangun merasa takjub dada kanannya dan bahunya, semuanya berubah menjadi kulit baru berwarna merah muda yang tampak mengkilat. Ia duduk di kursi, membiarkan Haleine menempelkan tumbukan daun-daun kering pada lukanya, Haleine  mengatakan setidaknya butuh waktu seminggu hingga luka-luka itu sembuh sepenuhnya. Tapi Evander tidak memiliki waktu sebanyak itu. Ia harus bertindak cepat. Menjemput Mirea dan Rein sesegera mungkin, lalu membawa mereka keluar dari kota. Dan ia kembali untuk mencari tahu nasib para prajuritnya yang tersisa. Ia berniat pergi malam ini. Tapi, Haleine menghalanginya.
Haleine berpikir, Evander boleh keluar asal dirinya juga ikut mengawasi. Akhirnya mereka menuju tempat persembunyian adik Evander. Walaupun diperjalanan mereka mendapat hambatan dan Haleine hampir ketahuan bahwa dia seorang Komandan oleh pasukan Edenion sebelum Haleine membunuh dua pasukan tersebut. Saat mereka sampai ditujuan dan Evander bertemu dengan Nigeo yang menjaga kedua adiknya, dan di saat itu pula Evander berfikir akan membawa adiknya ke kota, dan Evender membutuhkan kuda. Halein mengusulkan dia bisa memberikan mereka kuda asal Evander dan adiknya memberikan waktu setengah jam kepada Haleine.
Haleine dan Evander beserta adiknya pergi menuju gerbang kota Isfaris. Lalu Haleine kembali dan telah mentambatkan kuda di oasis sekitar kota Isfaris. Haleine mengakui kesalahannya pada Evander, Evander sangat kaget sungguh tidak percaya apa yang dikatakan oleh Haleine. Evander mundur perlahan, merunduk sambil membawa Mirea dan Rein sesuai rencana mereka semula. Evander terbelalak, dilatarbelakangi oleh langit malam, sekelebat bayangan melesat tinggi ke udara. Lalu berhenti sejenak di tengah-tengah. Evander mengenali siluet itu sebagai Haleine. Gadis itu merentangkan kedua tangannya, udara seaakan ditarik dan terhisap.  Haleine menghancurkan kubah yang diciptakan Frameless, dalam kesempatan itu Evander segera keluar dari persembunyiannya dan berlari menuju oasis tempat kudanya ditambatkan. Dan saat itulah perpisahan antara Evander dan Haleine.
Sebuah buku yang berisi sekumpulan cerpen fantasi yang ditulis oleh Alexia DeeChen dkk. Dengan berisi 10 cerita fantastis yakni : Bisikan Sang Angin, Padamnya Bintang-bintang Vaeran, Batu Filsuf, Musim Gugur, Nyanyian Alam, Padang Hijau Atap Merah, Relik Agung Gallizur, Di Bawah Bulan Separuh, Beri Kami Damai, dan Pentagon. Tiga zaman, tiga benua, sepuluh kisah yang mengkristal dalam satu semesta Vandaria. Saya memilih cerpennya yang berjudul Bisikan Sang Angin memang sangat mengesankan untuk di ulas.
·
Tentang Pengarang:
Alexia DeeChen hobinya adalah melahap semua buku bertema young adult dengan genre fantasy dan romance. Karena merasa belum puas hanya dengan membaca, ia memutuskan untuk menulis sendiri novelnya, salah satu cerpen yang berjudul Changes pernah diterbitkan dalam Kumpulan Cerita untuk Bumi Vol. 2 oleh nulisbuku.com sebagai proyek amal. Cita-citanya adalah bisa menjadi fulltimer-writer suatu hari nanti.

· Keunggulan buku:
  • Semesta Vandaria memendam berbagai kisah menawan. Vandaria adalah sebuah dunia yang begitu kompleks. Bisikan Sang Angin dalam buku Kristalisasi, sebuah cerpen fantasi yang mengisahkan dua komandan besar dari masing-masing kaum yang saling bertikai kemudian saling menolong.
  • Evander Evrard atau Komandan Isfaris digambarkan yakni pemuda kaum Isfar yang memiliki kekurangan karena tidak bisa menangkal sihir tanpa bantuan jimat, dan sangat keras kepala dalam kegigihan hati. Haleine atau Komandan Zatoist digambarkan yakni gadis kaum Frameless yang dapat menggunakan sihir di bidang penyembuhan, dan gadis ini digambarkan sesosok yang dingin sebelum bertemu Evander.
  • Penjelasan dalam setiap adegan sangat jelas tertulis, tidak bertele-tele dalam menjelaskan suatu situasi.
  • Dengan sudut pandang orang ketiga pelaku utama, penulis hanya menjelaskan setiap pemikiran tokoh utama, selain tokoh utama pemikiran masing-masing dari tokoh lain hanya dijelaskan melalui percakapan.
  • Penulis menggunakan bahasa yang formal, tapi tidak terlalu baku. Jadi saat pembawaan cerita dapat dibaca dengan nyaman.
  • Pesan yang ingin disampaikan penulis untuk pembaca adalah setiap makhluk hidup pasti memiliki perbedaan masing-masing, perbedaan itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk menolong orang lain. Karena setiap makhluk hidup juga berhak untuk mendapatkan pertolongan.


· Kekurangan buku:
  • Cerita ini mengalur dengan konstan dan hanya dalam tempo waktu yang cukup panjang untuk sebuah cerpen.
  • Di dalam buku tidak dicantumkan daftar isi dari sepuluh cerita tersebut, hanya digambarkan dalam sebuah peta. Tentunya ini menyulitkan bagi membaca jika ingin membaca secara acak.


· Komentar
  • Mengkristal bersama Vandaria, menyatu dalam dunia fantasi yang dapat kita ciptakan sendiri hanya dengan membaca carita ini.
  • Menurut saya cerpen Bisikan Sang Angin adalah cerpen yang paling mengesankan, karena disana menjelaskan seseorang yang menolong musuhnya hanya karena takjub akan kegigihannya untuk hidup. Bahkan seseorang yang tidak perduli dengan orang lain, hatinya akan terunggah saat melihat kerja keras orang lain yaitu Evrard.
  • Karena dalam sebuah cerpen dibatasi jumlah penggunaan katanya, dalam cerpen Bisikan Sang Angin dengan cerit akhir seperti menggantung. Padahal justru menurut saya itu memang sudah akhir yang logis. Evrard yang kehilangan seluruh prajuritnya kembali ke kota dan akan membentuk pasukan baru, dan Haleina yang membuat kerusakan di Isfar tentu akan dapat peringatan dari Pemimpin Zatois
  • Novel yang sangat cocok dibaca buat kalangan remaja, dewasa dan orang tua yang menyukai cerita fantasi yang menakjubkan.








[1] Bangsa manusia berkulit gradasi coklat yang menempati pemukiman dipadang kering atau gurun pasir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar