Rabu, 21 September 2016

Tugas Praktikum Biologi SMA

KRIPTOMERI

LAPORAN PENELITIAN



Nama : Robbiathul Adawiyah
Kelas : 12 IPA 1
Guru Pembimbing : Bapak Supristiyono, M.Pd
Bidang Studi : Biologi  

SMAN 1 Kabupaten Tangerang
Balaraja Jl. Raya Serang Km. 23,5
Tangerang – Banten


1.     Judul Percobaan
“Kriptomeri”

2.    Tujuan Praktikum
·         Membuktikan salah satu penyimpangan Hukum Mendel
·         Membuktikan salah satu penyimpangan semu Hukum Mendel; Kriptomeri

3.    Landasan Teori
Penyimpangan Semu Hukum Mendel (Kriptomeri, Polimeri, Epistasis dan Hipostasis) - Nisbah genotip maupun fenotip yang dihasilkan oleh Mendel akan terpenuhi jika setiap sifat hanya ditentukan oleh alel dalam satu lokus. Alel dalam setiap lokus bersegregasi bebas dengan lokus lain, dan gen-gen terdapat pada inti. 

Pada kasus-kasus tertentu, perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1 tidak dipenuhi, tetapi menghasilkan perbandingan fenotip yang berbeda, misalnya 9 : 3 : 4, 15 : 1, atau 12 : 3 : 1. Munculnya perbandingan yang tidak sesuai ini disebut penyimpangan semu hukum Mendel.


Kriptomeri merupakan interaksi komplementasi yang terjadi, karena munculnya hasil ekspresi suatu gen yang memerlukan kehadiran alel tertentu pada lokus lain. Contoh interaksi komplementasi ini, terjadi pada proses pembentukan warna bunga Linaria maroccana. Warna bunga ditentukan oleh kandungan antosianin dan keadaan pH sel. Kandungan antosianin pada bunga ditentukan oleh satu gen yang mempunyai dua alel dominan resesif (Misal A dan a).

Tanaman akan mengandung antosianin apabila mempunyai alel dominan A. Gen pada lokus lain dapat menghasilkan senyawa yang menyebabkan sel berlingkungan asam atau basa. Lingkungan asam basa sel ini dikendalikan oleh sepasang alel dominan resesif pula (misalnya alel B dan b). Alel dominan B menyebabkan sitoplasma bersifat basa, sedangkan alel resesif b membuat sitoplasma bersifat asam.

Pada bunga Linaria maroccana terdapat tiga warna bunga yaitu merah, putih, dan ungu. Jika bunga Linaria maroccana berbunga merah galur murni disilangkan dengan bunga putih galur murni, maka akan diperoleh F1 yang semuanya berbunga ungu. Jika sesama F1 disilangkan, maka akan menghasilkan fenotip dengan perbandingan bunga ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4

Dari hasil penyilangan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

a) Fenotip warna bunga ungu memiliki pigmen antosianin dalam lingkungan basa dengan genotip A-B-.

b) Fenotip warna bunga merah memiliki pigmen antosianin dalam lingkungan asam dengan genotip A-bb.

c) Fenotip warna bunga putih tidak memiliki pigmen antosianin dengan genotip aabb.

4.    Alat dan Bahan :
1.     Baling-baling genetika
2.    Alat tulis
3.     

5.    Cara Kerja :
·      Buatlah sepasang baling-baling genetika. Berilah di bagian ujung kayu-kayunya kode, tandai dengan potongan kertas dan di tulis dengan spidol, kode-kodenya yakni, “AB”, “Ab”, “aB”, dan “ab”.
·      Pertemukanlah kedua ujung bagian kayu dengan kode sama (“AB” bertemu dengan “AB”) setelah itu putar secara bersamaan.
·      Hentikan secara acak baling-baling tersebut, lalu catat di kertas yang sudah disiapkan.
·      Ulangi langkah ketiga sebanyak  Sembilan puluh lima (95) kali. Pastikan hasil dicatat dengan baik di atas kertas secara rapid an tersusun.
·      Setelah mendapat hasilnya secara keseluruhan. Masukkan hasil percobaan dalam tabel yang sudah dibuat sebelumnya.
·      Tentukan perbandingan genotype dan fenotipenya

6.    Data Hasil Pengamatan
GENOTIPE
FENOTIPE
FREKUENSI
JUMLAH
AABB
Ungu
IIIII I
6
AABb
Ungu
IIIII IIIII II
12
AAbb
Merah
IIIII I
6
AbBB
Ungu
IIIII IIIII IIIII II
17
AaBb
Ungu
IIIII IIIII IIIII IIIII IIII
24
Aabb
Merah
IIIII IIII
9
aaBB
Putih
IIIII IIIII II
12
aaBb
Putih
IIIII III
8
aabb
Putih
II
2
·         Perbandingan fenotipe (Teori) , 9 : 3 : 4
·         Perbandingan hasil pengamatan, 59 : 15 : 22
·         Perbandingan genotipe (Teori), ungu : merah : putih
      Ungu       = 9/16 * 100%  = 56,25 %
       Merah    = 3/16 * 100 % = 18,75 %
       Putih      = 4/16 * 100%  =  25 %
·         Perbandingan hasil pengamatan
       Ungu      = 59/96 * 100%  = 61.5 %
       Merah    = 15/96 * 100 % = 15,5 %
       Putih      = 22/96 * 100%  =  30 %

7.    Kesimpulan
Bunga Linaria maroccana ditentukan oleh ada tidaknya pigmen warna, yaitu antosianin. Jika bunga tersebut mengandung antosianin, maka warnanya menjadi merah. Kebalikannya, jika tidak  mengandung antosianin, maka bunganya berwarna putih. Namun demikian, ekspresi antosianinnya ternyata dipengaruhi oleh pH sel. Pada kondisi pH rendah (asam) antosianin menampakkan warna merah, sedangkan  pH tinggi basa) akan berwarna ungu.

Linaria maroccana bergenotipe Aabb(mengandung antosianin dan selnya bersifat basa). Generasi F1 bergenotipe AaBb mengandung  kombinasi factor antosianin (A) dan factor basa(B) sehingga bunga berwarna ungu. Jika tidak memiliki pigmen antosianin bunga akan berwarna putih.

8.    Evaluasi
          Dari hasil pemutaran baling-baling, tidak memenuhi angka 100 % tepat dengan teori.

     9. Gambar hasil pengamatan









                                                                           Tangerang,  20 November2014
         Praktikan,                                                                 Pembimbing,


  Robbiathul Adawiyah                                                  Supristiyono, Mpd

       NIS: 121310328                                                 NIP.1965112798901102

Tidak ada komentar:

Posting Komentar