KRIPTOMERI
LAPORAN PENELITIAN
Nama : Robbiathul Adawiyah
Kelas : 12 IPA 1
Guru Pembimbing : Bapak Supristiyono, M.Pd
Bidang Studi : Biologi
SMAN 1 Kabupaten Tangerang
Balaraja Jl. Raya Serang Km. 23,5
Tangerang – Banten
Balaraja Jl. Raya Serang Km. 23,5
Tangerang – Banten
1. Judul
Percobaan
“Kriptomeri”
2. Tujuan
Praktikum
·
Membuktikan salah satu penyimpangan Hukum
Mendel
·
Membuktikan salah satu penyimpangan semu
Hukum Mendel; Kriptomeri
3. Landasan
Teori
Penyimpangan Semu Hukum
Mendel (Kriptomeri, Polimeri, Epistasis dan Hipostasis) - Nisbah genotip
maupun fenotip yang dihasilkan oleh Mendel akan terpenuhi jika setiap sifat
hanya ditentukan oleh alel dalam satu lokus. Alel dalam setiap lokus
bersegregasi bebas dengan lokus lain, dan gen-gen terdapat pada inti.
Pada kasus-kasus tertentu, perbandingan fenotip 9
: 3 : 3 : 1 tidak dipenuhi, tetapi menghasilkan perbandingan fenotip yang
berbeda, misalnya 9 : 3 : 4, 15 : 1, atau 12 : 3 : 1. Munculnya perbandingan
yang tidak sesuai ini disebut penyimpangan semu hukum Mendel.
Kriptomeri merupakan
interaksi komplementasi yang terjadi, karena munculnya hasil ekspresi suatu gen
yang memerlukan kehadiran alel tertentu pada lokus lain. Contoh interaksi
komplementasi ini, terjadi pada proses pembentukan warna bunga Linaria
maroccana. Warna bunga ditentukan oleh kandungan antosianin dan keadaan pH
sel. Kandungan antosianin pada bunga ditentukan oleh satu gen yang mempunyai
dua alel dominan resesif (Misal A dan a).
Tanaman akan mengandung
antosianin apabila mempunyai alel dominan A. Gen pada lokus lain dapat
menghasilkan senyawa yang menyebabkan sel berlingkungan asam atau basa.
Lingkungan asam basa sel ini dikendalikan oleh sepasang alel dominan resesif
pula (misalnya alel B dan b). Alel dominan B menyebabkan sitoplasma bersifat
basa, sedangkan alel resesif b membuat sitoplasma bersifat asam.
Pada bunga Linaria
maroccana terdapat tiga warna bunga yaitu merah, putih, dan ungu. Jika
bunga Linaria maroccana berbunga merah galur murni disilangkan dengan bunga
putih galur murni, maka akan diperoleh F1 yang semuanya berbunga ungu. Jika
sesama F1 disilangkan, maka akan menghasilkan fenotip dengan perbandingan bunga
ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
Dari hasil penyilangan di atas, dapat disimpulkan
bahwa:
a) Fenotip warna bunga ungu memiliki pigmen
antosianin dalam lingkungan basa dengan genotip A-B-.
b) Fenotip warna bunga merah memiliki pigmen
antosianin dalam lingkungan asam dengan genotip A-bb.
c) Fenotip warna bunga putih tidak memiliki pigmen
antosianin dengan genotip aabb.
4.
Alat
dan Bahan :
1.
Baling-baling
genetika
2.
Alat
tulis
3.
5. Cara
Kerja :
· Buatlah
sepasang baling-baling genetika. Berilah di bagian ujung kayu-kayunya kode,
tandai dengan potongan kertas dan di tulis dengan spidol, kode-kodenya yakni,
“AB”, “Ab”, “aB”, dan “ab”.
· Pertemukanlah
kedua ujung bagian kayu dengan kode sama (“AB” bertemu dengan “AB”) setelah itu
putar secara bersamaan.
· Hentikan
secara acak baling-baling tersebut, lalu catat di kertas yang sudah disiapkan.
· Ulangi
langkah ketiga sebanyak Sembilan puluh
lima (95) kali. Pastikan hasil dicatat dengan baik di atas kertas secara rapid
an tersusun.
· Setelah
mendapat hasilnya secara keseluruhan. Masukkan hasil percobaan dalam tabel yang
sudah dibuat sebelumnya.
· Tentukan
perbandingan genotype dan fenotipenya
6.
Data
Hasil Pengamatan
GENOTIPE
|
FENOTIPE
|
FREKUENSI
|
JUMLAH
|
AABB
|
Ungu
|
IIIII I
|
6
|
AABb
|
Ungu
|
IIIII IIIII II
|
12
|
AAbb
|
Merah
|
IIIII I
|
6
|
AbBB
|
Ungu
|
IIIII IIIII IIIII II
|
17
|
AaBb
|
Ungu
|
IIIII IIIII IIIII IIIII
IIII
|
24
|
Aabb
|
Merah
|
IIIII IIII
|
9
|
aaBB
|
Putih
|
IIIII IIIII II
|
12
|
aaBb
|
Putih
|
IIIII III
|
8
|
aabb
|
Putih
|
II
|
2
|
·
Perbandingan
fenotipe (Teori) , 9 : 3 : 4
·
Perbandingan
hasil pengamatan, 59 : 15 : 22
·
Perbandingan
genotipe (Teori), ungu : merah : putih
•
Ungu
= 9/16 * 100% = 56,25 %
•
Merah =
3/16 * 100 % = 18,75 %
•
Putih =
4/16 * 100% = 25 %
·
Perbandingan
hasil pengamatan
•
Ungu =
59/96 * 100% = 61.5 %
•
Merah =
15/96 * 100 % = 15,5 %
•
Putih =
22/96 * 100% = 30 %
7.
Kesimpulan
Bunga Linaria maroccana
ditentukan oleh ada tidaknya pigmen warna, yaitu antosianin. Jika bunga
tersebut mengandung antosianin, maka warnanya menjadi merah. Kebalikannya, jika
tidak mengandung antosianin, maka bunganya
berwarna putih. Namun demikian, ekspresi antosianinnya ternyata dipengaruhi
oleh pH sel. Pada kondisi pH rendah (asam) antosianin menampakkan warna merah,
sedangkan pH tinggi basa) akan berwarna
ungu.
Linaria maroccana bergenotipe Aabb(mengandung antosianin dan selnya
bersifat basa). Generasi F1 bergenotipe AaBb
mengandung kombinasi factor antosianin
(A) dan factor basa(B) sehingga bunga berwarna ungu. Jika tidak memiliki pigmen
antosianin bunga akan berwarna putih.
8.
Evaluasi
Dari hasil pemutaran
baling-baling, tidak memenuhi angka 100 % tepat dengan teori.
9. Gambar hasil pengamatan
Tangerang, 20 November2014
Praktikan, Pembimbing,
Robbiathul Adawiyah Supristiyono,
Mpd
NIS: 121310328 NIP.1965112798901102
Tidak ada komentar:
Posting Komentar