Agama dan
filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan
kehidupan manusia. Selain menaruh filsafat sebagai sumber pengetahuan, Barat
juga menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Hubungan filsafat dan agama di
Barat telah terjadi sejak periode Yunani Klasik, pertengahan, modern, dan
kontemporer, meskipun harus diakui bahwa hubungan keduanya mengalami pasang
surut.
Dewasa
ini, di Barat terdapat kecenderungan yang kuat terhadap peranan agama.
Masyarakat modern yang rasionalistik, vitalistik, dan materialistik, ternyata
hampa spiritual sehingga mulai menengok dunia Timur yang kaya nilainilai
spiritual. Kalau dilihat melaui sudut pandang Islam maka hubungan antar
filsafat dan agama yaitu sangat erat hubungannya. Al-Quran mengatakan bahwa
sarana yang digunakan dalam mempelajari objek, yakni akal dan objek yang
diperintahkan untuk dipelajari yaitu yang bersifat realitas secara menyeluruh.
Ayat-ayat yang menerangkan itu di antaranya “maka berpikirlah wahai orangorang
yang berakal dan berbudi”. Di sini dapat kita katakan bahwa Al-Quran memandang
positif hubungan antara filsafat dan agama.
Kerja akal
disebut berfilsafat jika dalam memakainya seseorang menggunakan metode berpikir
yang memenuhi syarat-syarat pemikiran logis. Kebenaran tidak akan berlawanan
dengan kebenaran sehingga jika pemikiran akal (sebagai sumber asasi filsafat)
dan Al-Quran (sebagai sumber asasi agama) tidak membawa pertentangan maka itu
merupakan suatu kebenaran.
Mengenai
dikotomi agama dan filsafat serta hubungan antara keduanya, para pemikir
terpecah dalam tiga kelompok: kelompok
pertama, berpandangan bahwa antara keduanya terdapat hubungan keharmonisan
dan tidak ada pertentangan sama sekali. Kelompok
kedua, memandang bahwa filsafat itu bertolak belakang dengan agama dan
tidak ada kesesuaiannya sama sekali. Kelompok
ketiga, yang cenderung moderat, substansi gagasannya adalah pada sebagian
perkara dan persoalan terdapat keharmonisan antara agama dan filsafat di mana
kaidah-kaidah filsafat dapat diaplikasikan untuk memahami, menafsirkan, dan
menakwilkan ajaran agama.
Sangat penting untuk
digarisbawahi bahwa yang dimaksud filsafat dalam makalah ini adalah metafisika
(mâ ba’d ath-thabî’ah). Jadi, subjek
pengkajian kita adalah hubungan antara agama dan metafisika, namun metafisika
menurut perspektif para filsuf Islam. Sebelumnya telah disinggung bahwa
sebagian pemikir Islam memandang bahwa antara agama dan filsafat terdapat
keharmonisan. Sekitar abad ketiga dan keempat hijriah, filsafat di dunia Islam
mengalami perkembangan yang cukup pesat., salah seorang filsuf dan teolog
Islam, mengungkapkan hubungan antara agama dan filsafat, berkata “Syariat (baca: agama) adalah filsafat
mayor dan filsuf hakiki adalah orang yang mengamalkan ajaran-ajaran syariat”.
Ia yakin bahwa filsafat merupakan ilmu dan obat yang paling ampuh untuk
menyembuhkan segala penyakit kemanusiaan.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sumber:
Suaedi.
2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor:
PT Penerbit IPB Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar