Ontologi memiliki pengertian yang
berbeda-beda, definisi ontologi berdasarkan bahasa berasal dari bahasa Yunani,
yaitu On (Ontos) merupakan ada dan logos merupakan ilmu sehingga ontologi
merupakan ilmu yang mengenai yang ada. Ontologi menurut istilah merupakan ilmu
yang membahas hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality, baik berbentuk
jasmani/konkret maupun rohani abstrak (Bakhtiar 2004).
Ontologi dalam definisi
Aristoteles merupakan pembahasan mengenai hal ada sebagai hal ada (hal ada
sebagai demikian) mengalami perubahan yang dalam, sehubungan dengan objeknya
(Gie 1997).
Ontologi dalam pandangan The Liang Gie merupakan bagian dari
filsafat dasar yang mengungkapkan makna dari sebuah eksistensi yang
pembahasannya meliputi persoalan-persoalan (Gie 1997):
a. Apakah artinya ada, hal ada?
b. Apakah golongan-golongan dari hal
ada?
c. Apakah sifat dasar kenyataan dan hal
ada?
d. Apakah cara-cara yang berbeda dalam
mana entilas dari kategori-kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objek
fisis, pengertian universal, abstraksi, dan bilangan) dapat dikatakan ada?
Ontologi menurut Suriasumantri (1990)
membahas mengenai apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu,
atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah
ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan:
a. Apakah objek ilmu yang akan ditelaah?
b. Bagaimana wujud yang hakiki dari
objek tersebut?
c. Bagaimana hubungan antara objek dan
daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindra) yang dapat
menghasilkan pengetahuan?
Ontologi dalam Ensiklopedia
Britannica yang diangkat dari konsepsi Aristoteles merupakan teori atau studi
tentang wujud, misalnya karakteristik dasar dari seluruh realitas. Pembahasan
tentang ontologi sebagi dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut
Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda
(Romdon 1996). Ontologi memiliki arti sama dengan metafisika yang merupakan
studi filosofi untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu
benda untuk menentukan arti, struktur, dan prinsip benda tersebut (filosofi ini
didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM) (Ensiklopedia Bratannica dalam
Wikipedia).
Ontologi dalam filsafat ilmu
merupakan studi atau pengkajian mengenai sifat dasar ilmu yang memiliki arti,
struktur, dan prinsip ilmu. Ontologi filsafat sebagai cabang filsafat adalah ilmu
apa, dari jenis dan struktur dari objek, properti, peristiwa, proses, serta
hubungan dalam setiap bidang realitas. Ontologi sering digunakan oleh para
filsuf sebagai sinonim dari istilah yang digunakan oleh Aristoteles untuk
merujuk pada apa yang Aristoteles sendiri sebut ‘filsafat pertama’.
Kadang-kadang ‘ontologi’ digunakan dalam arti yang lebih luas untuk merujuk
pada studi tentang apa yang mungkin ada; metafisika kemudian digunakan untuk
penelitian dari berbagai alternatif yang mungkin ontologi sebenarnya sejati
dari realitas (Ingarden 1964). Istilah ‘ontologi’ (atau ontologia) diciptakan
pada tahun 1613 secara mandiri oleh dua filsuf, Rudolf Gockel (Goclenius) di
Philosophicumnya Lexicon dan Jacob Lorhard (Lorhardus) di
Theatrumnyaphilosophicum. Kejadian pertama dalam bahasa Inggris sebagaimana
dicatat oleh OED muncul diKamus Bailey dari tahun 1721 yang mendefinisikan
ontologi sebagai penjelasan di dalam Abstrak (Smith 2003).
Ontologi bertujuan memberikan klasifikasi yang
definitif dan lengkap dari entitas di semua bidang. Klasifikasi harus
definitif, dalam arti bahwa hal itu dapat berfungsi sebagai jawaban atas
pertanyaan seperti apa kelas entitas yang diperlukan untuk penjelasan lengkap
dan penjelasan dari semua kejadiankejadian di alam semesta? Apa kelas entitas
yang diperlukan untuk memberikan penjelasan mengenai apa yang membuat benar
semua kebenaran? Hal ini harus menjadi lengkap, dalam arti bahwa semua jenis
entitas harus dimasukkan ke dalam klasifikasi, termasuk juga jenis hubungan
dengan entitas yang diikat bersama untuk membentuk keutuhan yang lebih besar.
################################################################
Sumber:
Suaedi.
2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor:
PT Penerbit IPB Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar