Paham
rasionalisme ini beranggapan bahwa sumber pengetahuan manusia adalah rasio.
Jadi, dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia
harus dimulai dari rasio. Tanpa rasio, mustahil manusia dapat memperoleh ilmu
pengetahuan. Rasio itu adalah berpikir. Oleh karena itu, berpikir inilah yang
kemudian membentuk pengetahuan. Manusia yang berpikirlah yang akan memperoleh
pengetahuan. Semakin banyak manusia itu berpikir maka semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat.
Berdasarkan pengetahuanlah manusia berbuat dan
menentukan tindakannya sehingga nanti ada perbedaan perilaku, perbuatan, dan
tindakan manusia sesuai dengan perbedaan pengetahuan yang didapat tadi.
Tokoh-tokohnya ialah Rene Descartes, Spinoza, leibzniz, dan Wolff, meskipun
pada hakikatnya akar pemikiran mereka dapat ditemukan pada pemikiran para
filsuf klasik misalnya Plato, Aristoteles, dan lainnya.
Namun
demikian, rasio juga tidak bisa berdiri sendiri. Ia juga butuh dunia nyata
sehingga proses pemerolehan pengetahuan ini ialah rasio yang bersentuhan dengan
dunia nyata di dalam berbagai pengalaman empirisnya. Dengan demikian, seperti
yang telah disinggung sebelumnya kualitas pengetahuan manusia ditentukan
seberapa banyak rasionya bekerja. Semakin sering rasio bekerja dan bersentuhan
dengan realitas sekitar maka semakin dekat pula manusia itu kepada
kesempurnaan.
Prof.
Dr. Muhmidayeli, M.Ag menulis dalam bukunya Filsafat Pendidikan yaitu “untuk menelaah
berbagai permasalahan kehidupan menuju penyempurnaan dan kemajuan”. Dalam hal
ini, penulis memahami yang dimaksud penyedian kondisi tersebut ialah
menciptakan sebuah lingkungan positif yang memungkinkan manusia terangsang
untuk berpikir dan menelaah berbagai masalah yang nantinya memungkinkan ia
menuju penyempunaan dan kemajuan diri. Karena pengembangan rasionalitas manusia
sangat bergantung pada pendayagunaan maksimal unsur rohaniah individu yang
sangat bergantung pada proses psikologis yang lebih mendalam sebagai proses
mental. Oleh karena itu, untuk mengembangkan sumber daya manusia menurut aliran
rasionalisme ialah dengan pendekatan mental disiplin, yaitu dengan melatih pola
dan sistematika berpikir seseorang melalui tata logika yang tersistematisasi
sedemikian rupa sehingga ia mampu menghubungkan berbagai data dan fakta yang
ada dalam keseluruhan realitas melalui uji tata pikir logis-sistematis menuju
pengambilan kesimpulan yang baik pula.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sumber:
Suaedi.
2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor:
PT Penerbit IPB Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar