Pribadi manusia adalah refleksi dari
Tuhan. Manusia yang mampu menyadari realitas sebagai makro-kosmos dan
mikro-kosmos akan mengetahui pada tingkat apa rasio yang dimiliki dan mampu
memikirkan alam semesta ini.
Dengan kualitas rasio yang dimiliki ini, manusia
dapat memproduksi pengetahuan secara tepat dalam ilmu-ilmu alam, biologi,
sosial dan agama. Teori ilmiah adalah pendapat yang diperoleh dari upaya
manusia untuk mempertahankan pola-pola umum yang dapat digeneralisasi yang
bersumber dari fakta, informasi atau praktik. Logika berpikir deduktif
digunakan untuk teori-teori filsafat dan ideologi. Logika induktif digunakan
untuk menggeneralisasi fenomena alam (Jalaluddin & Abdullah Idi, 1997: 84).
Aspek epistemologi yang perlu
diperhatikan dalam pendidikan adalah pengetahuan hendaknya bersifat ideal dan
spiritual, yang dapat menuntun kehidupan manusia pada kehidupan yang lebih
mulia. Pengetahuan semacam itu tidak semata-mata terikat kepada hal-hal yang
bersifat fisik, tetapi mengutamakan yang bersifat spiritual. Pengetahuan adalah
hasil yang dicapai oleh proses dimana subjek dan objek mengadakan pendekatan.
Pengetahuan merupakan persatuan subjek dan objek yang bersifat intensif,
mendalam, dan instrinsik. Hasilnya adalah perpaduan antara pengamatan,
pemikiran, dan kesimpulan dari kemampuan manusia dalam menyerap objek (Gutek,
1974: 88).
Pengetahuan bagi Esensialisme merupakan perpaduan
antara aliran pengetahuan empirisme dan rationalisme. Pengetahuan tidak hanya
hasil pencerapan inderawi tetapi sekaligus merupakan hasil berpikir manusia.
*****************************************
Sumber:
Rukiyati dan Andriani
Purwastuti, L. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar