Kaum essensialis mengatakan bahwa
dunia ini merupakan tatanan yang tiada cela; demikian pula isinya. Sifat,
kehendak, dan cita-cita manusia harus disesuaikan dengan tatanan alam semesta.
Tujuan umum manusia adalah agar dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Essensialisme didukung dua aliran, yaitu realisme objektif dan idealisme
objektif. Realisme objektif berpandangan bahwa alam semesta dan manusia
merupakan kenyataan yang dapat dipahami dan teratur sesuai dengan hukum alam.
Aliran ini dipengaruhi oleh perkembangan dan hasil dari temuan ilmiah ilmu-ilmu
alam terutama fisika.
Idealisme objektif berpandangan
tentang alam semesta lebih bersifat menyeluruh meliputi segala sesuatu.
Totalitas alam semesta ini pada hakikatnya adalah jiwa atau spirit. Pandangan
tentang makro kosmos (alam semesta) dan mikro kosmos (manusia pribadi) menjadi
dasar hubungan antara Tuhan dan manusia (Sadulloh, 2007: 15).
Sifat yang menonjol dari ontologi esensialisme
adalah suatu konsep bahwa dunia ini dikuasai oleh suatu tata yang tidak
bercela, sebuah tata yang sempurna. Tata ini mengatur isinya dengan tidak
bercela. Hal ini berarti bahwa segala bentuk, sifat, kehendak, dan cita-cita
manusia haruslah disesuaikan dengan tata alam yang ada. Perpaduan filsafat
realisme dan idealisme menjadi landasan ontologis esensialisme. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Realisme yang mendukung esensialisme
yang disebut realisme objektif. Realisme objektif memiliki pandangan yang
sistematis mengenai alam dan manusia yang tinggal di dalamnya. Pandangan ini
melahirkan ilmu pengetahuan sebagaimana fisika dan ilmu-ilmu lain sejenis.
Ilmu-ilmu ini memiliki prinsip bahwa tiap aspek dan alam fisika dapat dipahami
berdasarkan adanya tata yang tidak bercela. Dengan demikian berarti suatu
kejadian yang paling sederhana pun dapat ditafsirkan menurut hukum alam salah
satunya hukum grafitasi. Ilmu-ilmu lain kemudian mengembangkan teori mekanisme.
Dunia ada terbangun atas dasar sebab akibat, tarikan dan tekanan mesin yang
sangt besar (Jalaludin & Abdullah, 2010: 102).
2) Idealisme objektif mempunyai
pandangan kosmis yang lebih optimis dibandingkan dengan realisme objektif.
Dengan Landasan pikiran bahwa totalitas dalam alam semesta ini pada hakikatnya
adalah jiwa atau spirit, idealisme menetapkan suatu pendirian bahwa segala
sesuatu yang ada ini adalah nyata (Jalaludin & Abdullah, 2010:102).
Kesimpulan dari
penjelaskan di atas adalah dengan memadukan kedua pandangan (realisme dan
idealisme) berarti landasan ontologis esensialsime bukan hanya berupa hukum
alam yang bersifat material tetapi hukum alam ini keberadaannya bersifat
rohani.
*****************************************
Sumber:
Rukiyati dan Andriani
Purwastuti, L. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar