Sebuah kenyataan yang sudah tidak
bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia berhutang pada ilmu dan teknologi.
Keduanya membawa manusia kepada keindahan dalam memenuhi kebutuhannya.
Tidak
hanya itu, kini manusia tidak perlu memerlukan waktu yang panjang untuk
mencapainya. Namun di sisi lain, apakah ilmu itu selalu membawa nilai positif,
bagi manusia apakah ilmu juga terbebas dari pembawa malapetaka dan kehancuran
manusia itu sendiri, yang akhirnya diakhiri dengan sebuah perlawanan ‘apakah’
ilmu itu bebas nilai. Banyak kenyataan yang dapat kita jadikan contoh
pelanggaran terhadap hakikat ilmu. Dehumanisasi adalah ekses teknologi yang
bersifat negatif. Dengan demikian sebuah ilmu bisa berdampak positif, bisa juga
negatif bergantung bagaimana operasionalisasi ilmu dalam kontribusinya dalam
memenuhi kebutuhan orang banyak.
Sebagai ilmuwan, sudah seharusnya
mengetahui bagaimana sikap yang harus dibangun ketika mengamalkan sebuah ilmu
sehingga ilmu yang dibuat dengan hakikat kebenaran tidak akan mengalami
pembiasan tujuan bahkan membentuk tujuan sendiri. Sebagai intelekual
komunikasi, apakah kita membayangkan bahwa proses komunikasi yang dilakukan
akan membawa nilai guna atau justru menyengsarakan atau membahayakan orang lain
yang menjadi lawan bicara kita. Oleh karena itu, berbicara masalah aksiologi
ilmu tidak akan dapat lepas dari persoalan moral. Secara moral, ilmu harus
ditujukan untuk kebaikan manusia tanpa mengubah hakikat kemanusiaan (Sumantri
2003).
Ketimpangan akan terjadi bila pemahaman ilmuwan
terhadap sains dan teknologinya hanya terbatas pada pemahaman konten, tanpa
berusaha memahami sisi manusia pembuat ilmu. Pemahaman yang terbatas pada sisi
sains saja, akan berefek pada kurangnya perhatian terhadap moralitas pengguna
ilmu, padahal ilmu bukanlah sesuatu yang bebas nilai. Salah satu implikasi etis
yang ditimbulkan oleh perkembangan dan penemuan di bidang teknologi modern
adalah ruang lingkup pengertian, kebebasan, dan tanggung jawab moral manusia
dalam tindakannya (Sumantri 2003).
))))))))))))))))))))))))))))((((((((((((((((((((((((((((
Sumber:
Suaedi.
2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor:
PT Penerbit IPB Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar