Sabtu, 24 Desember 2016

Negeri Para Bedebah & Negeri di Ujung Tanduk

apa jadinya jika kamu harus melindungi orang yang selama bertahun-tahun kamu benci?



judul : negeri para bedebah
penulis : tere liye
desain dan ilustrasi sampul : eMTe
penerbit : gramedia
tebal : 440 hlm; 20cm

pemuda itu bernama Thomas, tampan, kaya, seorang pengelola perusahaan konsultan keuangan terbaik di negerinya, punya hobi unik bersama teman-teman di akhir pekan : saling memukul. sering muncul dimajalah ternama, kisah sukses bertebaan diseminar-seminar luar negeri, Thomas harus menghadapi sebuah kenyataan bahwa paman yang paling dibencinya mengalami kebangkrutan dan harus bertanggungjawab terhadap colapsnya Bank Semesta. bagaimana Thomas mampu menyakinkan nasabah dan membongkar seluruh topeng kepalsuan dan kejahatan yang sebenarnya?

buku ini cocok untuk anda penikmat film action. sungguh, 3 jam saya tidak bisa melepaskan buku ini dari genggaman, seperti biasa, bang tere mampu mempermaikan emosi pembaca, bagaimana geregetannya ketika Thomas belum selesai menghadapi sebuah masalah tiba-tiba ia harus masuk penjara, lalu diselamatkan oleh teman bertarung, dan bagaimana akhirnya ia bertemu dengan musuh besar yang sebenarnya, dan bagaimana akhirnya ia menyelesaikan kasus Bank Semesta.

mungkin akan merasa bahwa tere liye sengaja mengangkat sebuah kasus yang terjadi di Indonesia sebagai penjabaran kasus Bank Semesta, dengan kenyataan bahwa kondisi negeri di dalam cerita ini memang mirip sekali dengan keadaan sesungguhnya di negara kita, dan bahwa bang tere memang mahasiswa ekonomi maka penjabaran tentang detail keadaan sungguh membuat saya terkagum-kagum. menyenangkan sekali membaca cerita awal kehidupan Thomas, tak lupa kata-kata mutiara ala tere liye.



"nada panggil sekian kali, itu artinya yang bersangkutan tidak mau menerima, sibuk, tidur, tidak ada di tempat, atau alasan logis lain yang bisa diterima akal sehat ras manusia."


"sejak jaman nabi Adam, kita selalu tertarik dengan masa depan, berusaha mengintip rahasia langit, berusaha menjelaskan apa yang akan terjadi esok hari."


***

pertempuran pertama dan terakhir bagi sang petarung sejati.



judul : negeri di ujung tanduk
penulis : tere liye
desain dan ilustrasi sampul : eMTe
penerbit : gramedia
tebal : 360 hlm; 20cm

oke, setelah sebelumnya kita membahas mengenai negeri para bedebah sekarang saatnya kita berceita tentang sekuel bukunya, negeri di ujung tanduk. dengan cover bergambar monyet berdasi dan kenyataan bahwa buku ini adalah lanjutan cerita bang Thomas jelas kita bisa menyimpulkan bahwa buku ini akan membahas bagaimana Thomas menemukan sumber masalah yang sebenarnya sejak kecil ada di dekatnya dan bersinggungan langsung dengan keluarganya.

cerita dibuka dengan hobi Thomas tinju-meninju yang lagi-lagi ia berhasil memenangkan pertandingan penting dengan seorang petarung yang paling perkasa di Makau, seseorang yang ternyata berkaitan dengan masa lalu opa Chan dan berjasa besar bagi Thomas di akhir cerita. cerita kali ini si abang tampan, kaya, dan terkenal ini tidak lagi sebagai konsultan keuangan, Thomas pindah menjadi konsultan politik, so intrik dan konflik di buku ini ya berkisar tentang keadaan politik negara beserta seluruh konspirasi di dalamnya. dibuku ini pulalah kita akhirnya disuguhkan bagaiamana awal kisah kehidupan Thomas sampai akhirnya ia bertemu dengan musuh terbesar dalam keluarganya, Tuan Shinpei.




"sikap dan kehormatanlah yang membedakan seorang petarung dengan petarung lainnya."

"pengalaman selalu lebih penting dibanding level pendidikan dan nilai akademis."

"habis darah di badan, kering air mata, kita tidak bisa mengembalikan apa yang telah terjadi."

"dunia ini selalu dipenuhi kabar buruk, anakku. agar semua oraang selalu menyadari, ada banyak kabar baik yang akan datang setelahnya."

"di dunia ini tidak ada yang lebih banyak membuka kunci pintu dibanding berkenaalan dengan banyak orang, silaturahim."

"penjelasan akan tiba pada waktu yang pass, tempat yang cocok, dan dari orang yang tepat."

"penjelasan adalah penjelasan, terkadang tidak perlu diburu-buru, agar kita bisa lebih baik memahaminya."

"selalu ada pola didunia ini. apapun itu, bahkan saat sesuatu itu tidak berpola, polanya adalah tidak beraturan. tetapi sekacau apapun polanya, kita tetap bisa menemukan hal menarik di dalamnya, menyimpulakan sesuatu."

"dia hanya menunaikan takdir hidupnya. apa salahnya?"

"kenapa harus sakit hati? kau ditaakdirkan untuk melakukan itu. kau telah melengkapi jalan cerita, menunaikan takdir langit. aku tidak pernah sakit hati."

"semua orang memiliki jalan hidup dan takdir masing-masing."


“kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. keras. kokoh. mahal harganya. sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. keras. kokoh."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar