Kneller (via Siswoyo, 1995: 5)
mengatakan pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan teknis, atau dalam
arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang luas, pendidikan menunjuk
pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh berhubungan dengan
pertumbuhan atau perkembangan pikiran (mind),
watak (character), atau kemampuan
fisik (physical ability) individu.
Pendidikan dalam artian ini berlangsung terus seumur hidup.
Dalam arti teknis, pendidikan adalah
proses yang terjadi di dalam masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan
(sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga-lembaga lain), yang dengan sengaja
mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan
ketrampilan-ketrampilan dari generasi ke generasi. Dalam arti hasil, pendidikan
adalah apa yang diperoleh melalui belajar, baik berupa pengetahuan, nilai-nilai
maupun keterampilanketerampilan. Sebagai suatu proses, pendidikan melibatkan
perbuatan belajar itu sendiri; dalam hal ini pendidikan sama artinya dengan
perbuatan mendidik seseorang atau mendidik diri sendiri.
Dewey (1916: 3) mengatakan bahwa
pendidikan dalam arti yang sangat luas diartikan sebagai cara atau jalan bagi
keberlangsungan kehidupan sosial. Setiap orang adalah bagian dari kelompok
sosial yang terlahir dalam kondisi belum memiliki perangkat-perangkat kehidupan
sosial seperti bahasa, keyakinan, ide-ide ataupun norma-norma sosial.
Keberlangsungan kehidupan sosial itulah yang menjadi pengalaman hidup manusia.
Selengkapnya, Dewey mengatakan sebagai berikut.
Education, in its broadest sense, is
the means of this social continuity of life. Everyone of the constituent
elements of a social group, in a modern city as in a savage tribe, is born
immature, helpless, without language, beliefs, ideas, or social standards. Each
individual, each unit who is the carrier of the life-experience of his group,
in time passes away.Yet the life of the group goes on.
Gutek (1988: 4) mengatakan bahwa
pendidikan dalam pengertian yang sangat luas adalah keseluruhan proses sosial
yang membawa seseorang ke dalam kehidupan berbudaya. Spesies manusia secara
biologis melakukan reproduksi sebagaimana halnya makhluk hidup lainnya, tetapi
dengan hidup dan berpartisipasi dalam sebuah kebudayaan, manusia secara
bertahap mengalami proses ”menjadi” sebagai penerima dan partisipan dalam
sebuah kebudayaan. Banyak orang dan lembaga sosial yang terlibat dalam proses
akulturasi generasi muda.
Selanjutnya, Gutek (1988: 4)
mengatakan bahwa pendidikan dalam arti yang lebih formal dan sempit terjadi di
sekolah, yaitu suatu agensi khusus yang dibentuk untuk menanamkan keterampilan,
pengetahuan dan nilai-nilai dalam diri subjek didik. Di sekolah terdapat
guru-guru yang dipandang ahli dalam proses pembelajaran. Pendidikan informal
berhubungan pula dengan pendidikan formal atau persekolahan. Program
pengajaran, kurikulum dan metode mengajar harus dikaitkan dan disesuaikan
dengan ketentuan yang ada dalam masyarakat.
Ki Hadjar Dewantara (1977: 20)
berpendapat bahwa pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu
agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggitingginya. Dengan pengertian pendidikan yang
dikemukakan oleh para ahli dan yang tercantum di dalam undang-undang, dapat
diperoleh gambaran mengenai unsur-unsur esensial yang tercakup didalam
pendidikan sebagai berikut.
1. Pendidikan dapat diartikan dalam arti
sempit dan luas. Dalam arti sempit, pendidikan adalah proses transformasi
pengetahuan, sikap, nilai-nilai, perilaku dan keterampilan dari pendidik kepada
peserta didik. Dalam arti luas, pendidikan adalah proses pembudayaan yang
berlangsung sepanjang hidup manusia.
2. Pendidikan mengandaikan adanya
hubungan antara dua pihak, yaitu pendidik dan subjek didik yang saling
memengaruhi walaupun berbeda kemampuannya, untuk melaksanakan proses
pendidikan.
3. Pendidikan adalah proses sepanjang
hayat yang tidak berhenti sampai manusia menghadapi kematian.
4. Pendidikan merupakan usaha yang
menjadi ciri khas aktivitas manusia.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Sumber:
Rukiyati dan Andriani Purwastuti, L. 2015. Mengenal
Filsafat Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar