Perkembangan teknologi, terutama
teknologi telah memicu terjadinya revolusi dalam bidang pendidikan. Humanisme
merupakan filsafat hidup yang pada intinya adalah memanusiakan manusia,
yaitu
yang mempunyai komitmen untuk terwujudnya manusia seutuhnya meliputi semua
aspek perkembangan positif pribadi seperti cinta, kreativitas, makna, dan
inovatif.
Berdasarkan pengertian tentang
humanisme maka dapat dikatakan bahwa pendidikan yang humanis adalah berfokus
pada peserta-didik, yaitu yang menghargai keragaman karakteristik mereka,
berusaha mengembangkan potensi masing-masing dari mereka secara optimal,
mengembangkan kecakapan hidup untuk dapat hidup selaras dengan kondisi pribadi
dan lingkungan, memberikan bantuan untuk mengatasi kesulitan pribadi termasuk
belajar, serta menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan menilai kemajuan
belajar mereka masing-masing.
Teknologi yang humanis adalah
teknologi yang dapat digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah humanistik.
Teknologi itu harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar potensi setiap pribadi
dapat berkembang secara optimal, tetapi tidak memisahkan pribadi-pribadi
tersebut dari tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Teknologi sebagai cita
manusia yang terus berkembang perlu dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai
masalah yang mungkin disebabkan oleh perkembangan teknologi itu sendiri.
Dalam dunia pendidikan teknologi
sebagai proses, produk dan sistem yang dikembangkan untuk mengatasi masalah
pendidikan, yaitu masalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensi dan
produktivitas, telah dikembangkan sebagai suatu disiplin keilmuan khusus.
Disiplin keilmuan tersebut adalah “teknologi pendidikan”. Teknologi pendidikan
dikembangkan dengan dua dasar pertimbangan. Pertama, karena masalah pendidikan
yang ada (mutu, pemerataan, relevansi, efisiensi, dan produktivitas) tidak
dapat dipecahkan dengan pendekatan yang sudah ada (seperti menambah guru,
menambah buku, menambah sekolah, dan lain-lain). Oleh karena itu, diperlukan
pendekatan baru. Kedua,perkembangan lingkungan, termasuk perkembangan politik
(demokrasi, desentralisasi, HAM, dan lain-lain), perkembangan lingkungan alam
dan ekonomi (pasar bebas, pelestarian alam, dan sebagainya), dan perkembangan
teknologi (terutama TIK) akan sangat memengaruhi dunia pendidikan. Oleh karena
itu, diperlukan suatu pendekatan baru yang mengambil manfaat dari perkembangan
yang ada. Jadi, misalnya perkembangan teknologi yang mengandung dampak
penerapan yang negatif, tidak diangap sebagai ancaman, melainkan dianggap
sebagai peluang untuk dimanfaatkan guna mengatasi masalah pendidikan.
Teknologi pendidikan dapat pula
dikatakan sebagai perkembangan yang logis dan rasional dari apa yang semula
disebut dengan “didaktik dan metodik pengajaran” yang dilaksanakan pada jalur
pendidikan formal jenjang dasar dan menengah. Didatik dan metodik hanya
merupakan sebagian dari proses belajarpembelajaran. Tuntutan dengan wajah humanis
untuk dikembangkannya pembelajaran sebagai bentuk interaksi antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar perlu dikembangkan untuk semua jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan. Proses pembelajaran yang dikembangkan dalam
Teknologi Pendidikan, tidak hanya PAKEM melainkan PAIKEM dan PAINO(Pembelajaran
Aktif, Interaktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, dan Pembelajaran
Atraktif, dan Inovatif).
________++++++++++++++++____________++++++++++++__________
Sumber:
Rukiyati dan Andriani
Purwastuti, L. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar