a)
Media pembelajaran
Media
pembelajaran merupakan perantara komunikasi antara guru dan murid yang
disesuaikan dengan kebutuhan artinya bahwa proses belajar mengajar di SLB,
penggunaan media sangat penting sekali terhadap keberhasilan belajar anak
berkebutuhan khusus (ABK) .
Alasan
mengapa media penting bagi ABK:
·
Anak Berkebutuhan
Khusus adalah anak yang mengalami gangguan/kerusakan fisik dan psikis sehingga
mengganggu aktifitas kehidupannya.
·
Keterbatasan anak
berkebutuhan khusus dalam gangguan/kerusakan itu menjadikan mereka memiliki
keterbatasan dalam mengakses semua aktifitas baik fisik atau psikis.
·
Dengan demikian
pemanfaatan alat bantu/media dalam pembelajaran bisa membantu anak berkebutuhan
khusus mengoptimalkan kemampuannya.
Klasifikasi
Media Pembelajaran :
·
Media audio :
menghasilkan bunyi suara. Mis : kaset, tape recorder, radio.
·
Media visual ; dapat
memperlihatkan rupa dan bentuk
o Dua dimensi: non transparansi gambartransparansi
slide, film, lembar tranfaransi,
o Tiga Dimensi : model benda sebenarnya.
Pengelompokan
media oleh Leshin, Pollock & Reigeluth dalam Arsyad, (2006:36):
(1) media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor,
main-peran, kegiatan kelompok, field-trap).
(2) media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan
(zvorkbook), alat bantu kerja, dan lembaran lepas);
(3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja,
bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide)
(4) media berbasis audio-visual (video, film, program
slide-tape, televisi); dan
(5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan
komputer, interaktif video, hypertext).
b)
Prinsip, Pendekatan dan Metode
Prinsip
terapi permainan bagi anak tunalaras pada umumnya, diperlukan prinsip sebagai
berikut :
·
Prinsip kasih sayang,
Anak tunalaras mempunyai karakteristik sosial emosional dengan gangguan
kepribadian, perlu pendekatan secara psikis dengan kasih sayang dari semua
pihak baik keluaga, dekolah ataupun masyarakat.
·
Prinsip individual,
Peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka untuk anak
tunlaras perlu diperlihatkan sikap prilakunya secara individual untuk
menentukan program yang akan dirancang agar perilaku yang menyimpang dapat
diterapi dengan kegiatan terapi bermain.
·
Prinsip motivasi
belajar, Motivasi belajar bagi anak tunalaras bertujuan untuk memupuk daya akan
kekuatandari dalam diri anak, agar mereka bergerak dalam melakukan
kegiatan-kegiatan dalam melakukan terapi bermain. Untuk membangkitkan notif-motif
belajar, dengan cara memberikan materi yang menarik, media yang sesuai, metoda
tepat dan cara menyampaikan pelajaran yang komunikatif.
·
Prinsip belajar
kelompok, Anak tunalaras yang mengalami gangguan sosial emosional perlu
pendekatan dengan cara belajar dalam kelompok untuk mengembangkan rasa
kebersamaan, menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa, dan bekerja secara
gotong royong.
Bila
anak tunalaras sulit beradaptasi, diperlukan tindakan modifikasi tingkah laku
secara khusus dan terus menerus sampai dia dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
Pendekatan
yang dapat digunakan, adalah sebagai berikut:
·
Pendekatan terapi
bermain bagi anak tunalaras
·
Pendekatan
psikoanalisis, Pembelajaran dengan pensekatan psikoanalisi, membantu
mengungkapkan hal-hal yang mendasari patologi mental dalam usaha untuk
meningkatkan fungsi kejiwaan yang tercermin dalam tingkah laku dan prestasi.
·
Pendekatan psikologi
pendidikan, anak tunalaras dengan gangguan psikiatrik ada penyimpangan perilaku
yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar. Dengan terapi permainan dapat
dikembangkan kreatifitas anak.
·
Pendekatan
humanistic, Program pendidikan bagi anak tunalaras diarahkan pada peningkatan
pengarahan diri. Kegiatan pembelajaran dalam situasi demokrasi, terbuka dan
menyenangkan.
·
Pendekatan ekologi,
Anak tunalaras dianggap sebagai anak bermasalah, dengan terapi permainan, suatu
kegiatan yang bertujuan untuk merubah tingkah laku yang tidak diharapkan.
·
Pendekatan prilaku,
Anak tunalaras dengan perilaku yang menyimpang, perilaku yang nampak diananlisi
untuk dimodifikasi dengan perilaku yang diharapkan.
Metode
terapi permainan bagi anak tunalaras
Metode yang digunakan untuk anak tunalaras adalah
metoda yang dapat memotivasi belajar, menarik dan tidak membosankan. Metode
yang sesuai dalam proses terapi permainan antara lain, metoda brain stroming (
curah gagasan), netoda diskusi, metoda problem solving, metoda inquiry, metoda
kerja kelompok, metoda karya wisata, metoda eksprimen, metoda latihan, metoda
penugasan dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar