a. Cakupan pokok bahasan, yakni apakah subjek
epistemologi adalah ilmu secara umum atau ilmu dalam pengertian khusus. Ilmu
yang diartikan sebagai keumuman penyingkapan dan pengindraan adalah bisa
dijadikan sebagai subjek dalam epistemologi. Terdapat empat persoalan pokok
dalam epistemologi yaitu:
1) Apakah sumber-sumber pengetahuan? Dari manakah
pengetahuan yang benar itu datang?
2) Apakah watak dari pengetahuan?
3) Adakah dunia yang real di luar akal dan kalau
ada dapatkah kita mengatahui? Ini adalah problem penampilan (appearance)
terhadap realitas.
4) Apakah pengetahuan kita itu benar (valid) ? Bagaimana kita membedakan kebenaran dan kekeliruan? Ini adalah persoalan menguji kebenaran (verivication) (Titus 1984: 20−21 dalam Kaelan 1991: 27−28).
4) Apakah pengetahuan kita itu benar (valid) ? Bagaimana kita membedakan kebenaran dan kekeliruan? Ini adalah persoalan menguji kebenaran (verivication) (Titus 1984: 20−21 dalam Kaelan 1991: 27−28).
b. Sudut pembahasan, yakni apabila subjek
epistemologi adalah ilmu dan makrifat, dari sudut mana subjek ini dibahas
karena ilmu dan makrifat juga dikaji dalam ontologi, logika, dan psikologi.
Sudut-sudut yang berbeda bisa menjadi pokok bahasan dalam ilmu. Terkadang yang
menjadi titik tekan adalah dari sisi hakikat keberadaan ilmu. Sisi ini menjadi
salah satu pembahasan di bidang ontologi dan filsafat. Sisi pengungkapan dan
kesesuaian ilmu dengan realitas eksternal juga menjadi pokok kajian
epistemologi. Sementara aspek penyingkapan ilmu baru dengan perantaraan
ilmu-ilmu sebelumnya dan faktor riil yang menjadi penyebab hadirnya pengindraan
adalah dibahas dalam ilmu logika. Ilmu psikologi mengkaji subjek ilmu dari
aspek pengaruh umur manusia terhadap tingkatan dan pencapaian suatu ilmu. Sudut
pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam tentang
perbedaan-perbedaan ilmu. Dalam epistemologi akan dikaji kesesuaian dan
probabilitas pengetahuan, pembagian dan observasi ilmu, serta batasan-batasan pengetahuan.
Dengan demikian, ilmu yang diartikan sebagai keumuman penyingkapan dan
pengindraan bisa dijadikan sebagai subjek dalam epistemologi.
77777777777777777777777777777777777777777777777777777
Sumber:
Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: PT Penerbit IPB Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar