Nilai-nilai berdasarkan azas
supranatural yang abadi dan universal. Manusia sebagai subjek telah memiliki
potensi untuk menjadi baik sesuai dengan kodratnya, tetapi ada kecendrungan dan
dorongan untuk berbuat tidak baik.
Kebaikan tertinggi adalah mendekatkan diri
pada Tuhan sesudah itu baru kehidupan berpikir rasional.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh untuk
aliran perenialisme adalah filsuffilsuf Yunani Kuno seperti Plato, Aristoteles
dan filsuf Abad Pertengahan seperti Thomas Aquinas.
Realisme ketuhanan Thomas Aquinas
memiliki implikasi penting dalam pendidikan. Sejak akhir abad pertengahan,
Thomisme adalah gabungan pandangan filsafat dengan pandangan katolik klasik.
Walaupun Aquinas tidak mengonsentrasikan usaha-usaha pada konstruksi teori
pendidikan, tetapi filsafat pendidikan Aquinas biasa diidentifikasi dengan
lembaga pendidikan katolik. Dalam hal inilah yang menarik perhatian para
pendukung pandangan individual seperti Robert Maynard Hutchins dan Mortimer
Adler yang tidak sepakat dengan pandangan agama katolik klasik.
Dalam istilah klasifikasi filsafat,
Thomisme merupakan satu variasi dari agama atau realisme ketuhanan. Thomas
menerima pandangan dasar metafisika dan epistemologi realisme alam. Pandangan
Thomas juga mencakup prinsip-prinsip kristiani. Thomas menerima :
1) eksistensi keberadaan dunia objektif
dan relasi antar yang ada. Independensi antara pengetahuan manusia dan
keinginan (hasrat manusia;
2) objek ini dapat diketahui sebagai
mereka mengetahui pada dirinya sendiri;
3) kebutuhan konformitas manusia untuk
realita objektif pada pikiran dan tingkah laku manusia. Epistemologi Tomisme
juga menerima dasar strategi kognitif realitas, yaitu objek atau person yang
dapat diketahui melalui proses “dua-lapis”
pengetahuan sensasi dan abstraksi.
Thomisme menggambarkan antara
realisme natural Aristoteles dengan teologi kristen katolik sebagai sebuah
sistem, keduanya saling memengaruhi. Dalam Thomisme, realita memiliki keduanya,
yaitu dimensi spiritual dan material. Manusia memiliki keduanya, badan dan
jiwa, juga dilihat keberadaan pada keduanya: Tuhan dan alam. Tuhan penyebab
pertama dan pencipta dipandang sebagai sumber dari semua eksistensi, adalah
pribadi dan pemelihara ciptaan dan keberadaan-Nya bukan dari dunia ini.
Pengaruh filsafat realistik dan
teologi kristen dapat dijelaskan dengan beberapa karya mutakhir filsafat
pendidikan yang didukung dari prinsip Thomisme. Beberapa pandangan pendidikan
katolik (Catholic Viewpoint on Education), McLuskey (Gutek, 1974:56) mengatakan
Thomisme adalah teologi, atau basis pendidikan katolik, dan filsafat atau basis
perenial pendidikan katolik. Basis teologi pendidikan katolik adalah berikut
ini.
1) Tuhan memberikan manusia pengetahuan
Ketuhanan yang memungkinkan untuk pengalaman hidup yang tak terbatas.
2) Melalui dosa manusia jatuh dari
kemuliaan.
3) Yesus Kristus menebus dosa manusia
dan mengembalikan pada kemuliaan Tuhan dan menjanjikan kehidupan kekal
(ketuhanan).
4) Kristus wujud manusia yang sempurna
dan orang Kristen harus meneladani hidup Kristus.
5) Hukum Tuhan adalah melengkapi hukum
alam dan tidak mengurangi nilai akal dan alam.
Hukum Tuhan tidak mengurangi hak
individu, keluarga, dan masyarakat. McCluskey (via Gutek,1974:56) juga
menegaskan basis filsafat pendidikan katolik sebagaimana berikut.
1) Eksisteni Tuhan dapat ditunjukkan
oleh akal.
2) Manusia memiliki tujuan keberadaan
dengan menguasai alam.
3) Sebagai pribadi, manusia memiliki
kebebasan dan keberadaan akal.
4) Kesempurnaan manusia terletak pada
pengetahuan dan kepemilikan kebenaran, keindahan, kebaikan.
5) Jasmani manusia memberikan sebuah
keterkaitan dengan alam, dan jiwanya mengijinkan sebuah takdir yang mengatasi
hukum materi dan hukum alam yang sementara.
Cunninghan (via Gutek, 1974: 58)
dalam Pivotal Problems of Education
merujuk sintesis realisme dan teisme sebagai supranaturalisme. Dia menegaskan
bahwa manusia terdiri jiwa dan raga, dengan pantas dibimbing oleh kebenaran dan
akal. Bagi Cunningham, pendidikan memiliki karakter yang abadi dan tidak
berubah. Filsafat pendidikan yang didirikan diatas Ketuhanan dapat dilihat dari
tujuan khusus pendidikan dalam istilah: asli, alam, takdir manusia. Keaslian
manusia berasal dari Tuhan. Melalui tindakan penciptaan, manusia alami
ditunjukkan dalam citra dan gambar Tuhan, takdir manusia adalah kembali ke
Tuhan yang menciptakannya. Cuningham (via Gutek, 1974: 58) juga menyatakan
bahwa filsafat pendidikan perenialisme secara khusus berkaitan cita-cita,
tujuan, dan akhir yang tak terbatas. Hal ini berlawanan dengan naturalisme,
eksperimentalisme, pragmatisme, dan progresivisme yang mengabaikan atau menolak
eksistensi alam spiritualisme manusia dan kodrat spiritualnya.
Saling memengaruhi antara realisme
dan theisme dalam filsafat Thomisme memiliki beberapa implikasi yang dinyatakan
dalam pendidikan. Pendidikan akan memiliki dua-lapis, tetapi saling melengkapi
tujuan-tujuan yang berasal dari dualitik manusia. Pendidikan harus: a)
menyediakan pengetahuan, latihan dan aktivitas yang menyumbang pengolahan
spiritualitas manusia, dan b) menyediakan pengetahuan, latihan dan aktivitas
yang mengolah rationalitas manusia. Oleh karena itu, maksud (tujuan), praktik,
dan tujuan-tujuan pendidikan dapat diorganisir pada konsep dan realitas yang
bersifat dualisme.
*****************************************
Sumber:
Rukiyati dan Andriani
Purwastuti, L. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar