Pandangan aksiologi tersebut
berimplikasi pada padangan tentang asas belajar menurut progresivisme sebagai
berikut.
1) Peserta didik mempunyai kecerdasan
sebagai potensi kodrat yang membedakannya dengan makhluk lain.
2) Peserta didik mempunyai potensi
kreatif dan dinamis, sebagai bekal untuk menghadapi dan memecahkan
problem-problem hidupnya dan lingkungannya.
3) Hal penting bagi peserta didik adalah
pengalaman. Dengan inteligensinya manusia dapat menyelesaikan masalah. Peserta
didik belajar dari lingkungan dan bertindak dengan segala konsekuensinya.
4) Pendidikan merupakan wahana efektif
dengan orientasi pada sifat dan hakikat anak didik sebagai manusia yang
berkembang.
5) Guru adalah pembelajar juga hanya ia
lebih berpengalaman sehingga dapat dipandang sebagai pembimbing atau pengarah
oleh peserta didik. Guru tidak mengarahkan kelas berdasarkan kebutuhan dirinya
melainkan karena kebutuhan dan minat peserta didik. Mata pelajaran dipilih
berdasarkan kebutuhan peserta didik.
6) Usaha-usaha yang harus dilakukan guru
adalah menciptakan kondisi edukatif, memberikan motivasi-motivasi, memberikan
stimulus-stimulus sehingga akal peserta didik dapat berkembang dengan baik.
7) Sekolah adalah bagian dari kehidupan,
bukan sekedar persiapan untuk hidup. Apa yang dipelajari di sekolah tidak
banyak berbeda dengan apa yang dipelajari dalam berbagai aspek hidupnya.
John Dewey sebagai bapak
progresivisme mengatakan bahwa pendidikan dipandang sebagai proses dan sosialisasi,
yaitu proses pertumbuhan dan proses belajar dari kejadian di sekitarnya (gutek,
1988: 85). Oleh karena itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu
dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja. Sekolah yang
ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan
sekitar. Sekolah adalah bagian dari masyarakat. Sekolah harus menyajikan
program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang
apa yang menjadi karakteristik atau kekhasan daerah tersebut. Sekolah adalah transfer of knowledge sekaligus transfer
of value.
Sekolah bertujuan menghasilkan orang yang cakap yang
dapat berguna di masyarakat kelak. Sekolah berfungsi mengajarkan generasi muda
untuk mengelola dan mengatasi perubahan dengan cara yang benar. Sekolah
membiasakan peserta didik untuk belajar beradaptasi dengan dunia yang selalu
berubah baik sekarang maupun di masa datang. Sekolah adalah juga sebagai wahana
peserta didik belajar demokrasi. Sekolah adalah kehidupan demokratis dan
lingkungan belajar yang setiap orang berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan sebagai antisipasi untuk proses kehidupan masyarakat yang lebih luas.
Perubahan sosial, ekonomi dan politik dipandang baik sepanjang memberikan
kondisi yang lebih baik bagi masyarakat.
*****************************************
Sumber:
Rukiyati dan Andriani
Purwastuti, L. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar